Banyumas, Jawa Tengah - Selain makanan khas, oleh-oleh mudik bisa juga berbentuk souvenir khas. Sentra batik Banyumas di Mruyung, Sudagaran, Banyumas, Jateng, mulai diserbu pemudik.
"Setelah mudik berlebaran, biasanya mereka mencari batik sebagai souvenir," ujar Slamet Hadi Priyanto, pemilik produksi Batik Mruyung, kepada wartawan, Selasa (3/5/2022).
Gallery sekaligus rumah produksinya, ramai dikunjungi mulai H+2 Lebaran. Pemudik yang akan balik atau melanjutkan silaturahmi ke kerabat di lain kota, akan singgah membeli batik khas.
Banyak pilihan batik Mruyung. Ada batik cap, tulis, printing hingga tenun. Semuanya bisa dibeli dalam bentuk bahan kain atau pakaian jadi.
"Kita produksi pakaian jadi juga untuk semua umur, tak hanya untuk dewasa, tetapi juga anak-anak," ujarnya.
Sekarang juga ada batik lutik. Merupakan singkatan dari lurik batik. Adalah batik jenis tenun yang juga mulai ramai peminat.
Di batik Banyumasan berciri khas warna gelap, dengan kombinasi kuning. Corak dan warna khas batik pedalaman. Beda dengan batik daerah pesisir seperti Pekalongan, berciri khas warna cerah.
Lebaran tahun ini, setelah mudik dilonggarkan, penjualan batik dirasakan ada peningkatan. Dua lebaran lalu, penjualan tidak terlalu bagus karena bisnis ini juga terimbas pandemi.
"Kita jual mulai dari harga Rp 38 - 60 ribu untuk yang biasa. Kalau batik tulis bisa mencapai harga satu jutaan," ujarnya.
Sejumlah pengunjung terlihat memilih aneka batik yang terpajang. Batik bahan, lebih disukai untuk souvenir.
"Beli bahan kain, biar nanti dibuat sesuai selera," ujar Feti, salah seorang pengunjung.
Doa sengaja membeli batik setelah berlebaran hari pertama di Purwokerto. Lalu bergeser ke keluarga suami di Surabaya, souvenirnya batik khas Banyumasan. (sjo/ito)
Load more