Kombes Djuhandani menjelaskan modus yang digunakan para pelaku yaitu menyebar brosur, memposting broadcast (status), dan mempromosikannya ke media sosial seperti facebook. Pada saat mendapatkan pelanggan kemudian tipu daya para pelaku dalam melaksanakan aksinya dijalankan.
Ketika awal menjalankan aksinya, para pelaku bahkan rela untuk mengeluarkan modal senilai puluhan juta untuk membuat pelangganya yakin akan bisnisnya. Alhasil ketika pertama kali pelanggan memesan produk, para pelaku ini masih mengirimkan orderan korban.
Berjalannya hari, korban kemudian menerima pesanan produk pertamanya yang ia order dari para pelaku. Kemudian, ketika produk tersebut habis, lantaran murah kemudian korban memesan kembali kepada para pelaku.
Disinilah modus aksi para pelaku berhasil, korban kemudian memesan dalam jumlah yang banyak dengan nominal uang yang besar. Ketika korban sudah mengirimkan uangnya, para pelaku ini langsung kabur tanpa kabar meninggalkan korban yang kebingungan ini.
“Dia (para pelaku) mayakinkan dengan memakai modal. Awalnya korban memesan sebanyak 50 juta dan dikirim barangnya. Tapi setelah itu, dengan nominal yang besar lalu dipakai sendiri oleh pelaku. Jadi barang awalnya dikirim lalu tidak dikirim. Yang dikirim itu hanya untuk meyakinkan korban untuk menarik keuntungan yang lebih besar,” ucap Djuhandani.
Sementara itu, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Luthfi menghimbau kepada masyarakat untuk berhati-hati dalam melakukan sosial media karena masih marak penipuan-penipuan online.
“Besar harapan saya kepada masyarakat untuk selalu waspada dan berhati-hati dalam memberikan atau memilih social media. Karena banyak kasus yang menjadi atensi Polda Jateng,” imbuhnya.(Dcz/Buz)
Load more