Sidoarjo, Jawa Timur - Langkah tegas akan diambil Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali setelah ia mendapati angka kasus stunting di Sidoarjo naik 1,3 persen. Tahun 2021 kasus stunting diangka 14,8 persen, kemudian di tahun 2022 kasusnya naik mencapai 16,1 persen. Bupati Sidoarjo meminta Dinas Kesehatan dan OPD terkait segera melakukan upaya percepatan penurunan stunting. Bahkan jika kasus stunting tidak kunjung menurun, Bupati Ahmad Muhdlor akan turun sendiri mengintervensi OPD terkait.
Orang nomor satu di Sidoarjo itu meminta upaya yang lebih serius bisa segera dilakukan bersama-sama. Semua OPD Sidoarjo diharapkan saling berkoordinasi dan bekerjasama. Tidak hanya dilakukan oleh Dinas Kesehatan Sidoarjo saja, melainkan oleh seluruh OPD melalui programnya. Semisal dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan KB/P3AKB Sidoarjo. Begitu juga dengan Kader Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa (PPKBD) maupun Sub PPKBD. Perannya sangat penting bagi upaya percepatan penurunan stunting.
"Stunting ini tidak bisa diselesaikan sendiri oleh Dinas Kesehatan, P3AKB juga harus ikut, Puskesmas juga ikut, rumah sakit juga perlu ikut serta PPKBD maupun Sub PPKBD juga harus terlibat," ujarnya.
"Saya prihatin bila melihat angka stunting di Kabupaten Sidoarjo. Sejak dua tahun ini angkanya tidak mengalami penurunan. Bahkan ada peningkatan di tahun 2021 dan 2022," tambahnya.
Oleh karenanya ia meminta seluruh instansi yang ada untuk bersinergi. Seluruh OPD juga harus optimis untuk dapat merubahnya.
"Kenaikan hampir 2 persen ini harus bisa kita selesaikan, kalau masalah kurang koordinasi, kurang komunikasi, kurang sinergitas harus dapat kita hindari," ujarnya.
Load more