"Sejak era Hindia Belanda, Jawa Timur masuk barometer politik nasional. Saat ini sebagai generasi penerus, cucu pahlawan terpanggil dan melihat kondisi bangsa yang seperti ini. Mereka ingin menyumbang pemikirannya untuk memimpin negeri ini," jelas arek Ampel Surabaya ini.
Kedepan kata pria yang sudah menulis puluhan buku ini akan ada satu misi yang sangat berat.
"Dan yang penting itu, pemilu akan datang itu yang penting sekali kejujuran. Apa yang dipilih rakyat dan setelah itu kita semua harus legowo menerima siapapun yang dipilih secara bulat," tegasnya.
Hamid kemudian mengutip sebuah istilah. Bahwa suara rakyat adalah suara Tuhan.
"Ya sudah kalau memang ini yang terpilih kita menerima untuk membangun bangsa ini secara utuh, secara benar-benar tak ada rasa dendam yang berkepanjangan. Tidak ada yang seperti sekarang terjadi perpecahan," imbuhnya. (zaz/hen)
Load more