Pascapenggerebekan Densus 88, Pengajar di Rumah Terduga Teroris di Banyuwangi Diceramahi Soal Wasbang

Banyuwangi, tvOnenews.com - Penggerebekan terduga teroris berinisial SN (41) di Dusun Susukan Kidul, Desa Gladag, Banyuwangi, masih berbuntut. Jajaran Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Banyuwangi langsung bergerak pascatragedi tersebut. Lembaga ini mengumpulkan para pengajar di Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) milik SN, Senin (5/6) siang. Mereka diceramahi wawasan kebangsaan (wasbang).

Dikumpulkannya para pengajar ini bukan tanpa alasan. Dikhawatirkan ada yang terpapar radikalisme. Namun, seluruh pengajar yang dikumpulkan memastikan tak terkait jaringan terorisme. Bahkan, mereka kompak kaget pimpinannya berurusan dengan Densus 88. 

“Jadi kegiatan ini sinergi dengan Forum Pimpinan Kecamatan. Kami ingin menguatkan para pengajar di PKBM At-Taubah agar kegiatan belajar mengajar tetap jalan. Lalu, memastikan tidak ada yang terpapar radikalisme,” kata Plt. Kepala Bakesbangpol Banyuwangi, Muhammad Lutfi.

Tak hanya para pengajar yang jumlahnya 25 orang, pertemuan ini juga dihadiri HL, istri dari SN. Menurut Lutfi, HL memastikan tidak mengetahui jika suaminya terlibat jaringan radikalisme. Apalagi, selama ini, SN tidak pernah membuat ajakan atau mengarahkan para pengajarnya dalam aksi radikalisme. 

“Jadi, keluarga dan para pengajar ini semuanya kaget. Selama ini, SN biasa-biasa saja,” jelasnya.
Meski pimpinannya diciduk Densus 88, PKBM yang memiliki hampir 1.000 warga belajar ini, diminta tetap jalan terus. Apalagi, banyak warga yang mencari ijazah kejar paket di PKBM ini. PKBM milik SN ini berdiri sejak tahun 2019. Lalu, tahun 2021 mendapatkan akreditasi A. Lembaga ini memberikan pendidikan kejar paket A, B dan C. 

“Kami mendorong proses belajar mengajar tetap jalan terus pascakejadian ini. Kegiatannya kan tidak setiap hari,” kata Kabid Pendidikan Masyarakat Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi, Nuriyatus Sholehah.

Sebelumnya, SN diciduk sekelompok pria bermobil, Sabtu (3/6) siang. Belakangan, mereka ternyata personel Densus 88 Antiteror. SN dicurigai masuk dalam jaringan terorisme bersamaan dengan tiga terduga lain yang diamankan terpisah dari sejumlah daerah.