Pacitan, Jawa Timur - Pergantian musim atau lebih dikenal sebagai pancaroba, seringkali menimbulkan rasa kurang nyaman dan membuat orang mudah terserang penyakit. Salah satunya adalah penyakit mata memerah yang saat ini tengah diderita sebagian besar masyarakat di Pacitan.
Penyakit mata tersebut dapat diderita oleh orang dewasa maupun anak-anak, bahkan bisa menjangkiti satu keluarga. Penyakit mata yang dialami seseorang dengan mudah dan cepat menular ke orang lain jika tidak segera diatasi.
Suprapti (58) warga RT 01/ 01, Ngemplak, Desa Sirnoboyo, Pacitan ini mengatakan, awalnya Elbar Dania Putra, cucunya yang berusia 18 bulan mengalami sakit mata dengan ciri-ciri merah, berair, dan belekan. Tak berselang lama menular ke semua keluarga.
"Sakit matanya itu merah berair. Sehari kemudian, sakit mata itu menyebar di keluarga dan langsung ketularan juga semua, kalau malam mau buka mata tidak bisa, rasannya sakit dan gatal,” ujarnya.
Suprapti menambahkan, untuk pengobatan belum sempat dibawa ke dokter. Hanya memberikan obat tetes mata kepada cucunya secara rutin sesuai aturan pemakaian. Dalam kurun waktu sekitar 5 sampai 7 hari, cucunya sudah sembuh dari penyakit tersebut, tetapi masih menular ke lain.
“Kurang lebih selama 7 hari saya obati dengan cairan tetes mata. Alhamdulillah semua anggota keluarga berangsur sembuh. Tidak hanya keluarga saya yang menderita sakit mata merah berair, tetapi tetangga di sekitar juga mengalami hal serupa," imbuhnya.
Menanggapi hal itu, dr. Helen Kusumaningsih, SpM, Spesialis Mata RSUD Pacitan mengatakan, conjunctivitis atau penyakit mata tersebut umumnya disebabkan 80% karena faktor virus dan jenis virus yang mudah menyebar.
Penyakit mata mudah menyebar di kawasan padat penduduk, namun penularan itu bisa dicegah dengan meningkatkan personal higiene dan diputus dengan apabila ada pasien conjungtivitis sebaiknya tidak masuk kerja atau sekolah untuk meminimalkan penularan.
“Cara penularannya bisa diputus dengan sering cuci tangan, tidak menyentuh mata kecuali setelah cuci tangan, personal higiene, mengurangi penggunaan barang pribadi secara bersamaan,” jelas dr Helen Kusmaningsih, SpM.
Sakit mata itu akan sembuh dengan sendirinya paling lama dalam kurun waktu 2 minggu setelah terkena virus, tetapi kondisi tubuh seseorang harus baik. Hanya saja karena ingin cepat sembuh, biasa masyarakat cenderung pergi ke apotek dan meneteskan obat tetes mata ke bagian yang sakit tanpa petunjuk dokter.
"Cenderung memberi obat-obat yang punya kandungan steroid atau antibiotik yang mengandung steroid. Sebetulnya berbahaya, kalau dipakai berulang akan membuat efek samping glukoma sampai katarak. Jadi obat dengan kandungan steroid harus sesuai pemeriksaan dokter," terangnya.
Jika masyarakat mengalami gejala sakit mata disarankan untuk memeriksakan penyakit ke dokter mata. Perlu mewaspadai, karena virus ini bisa mengenai siapa saja, baik anak-anak maupun dewasa dan warga terjangkit sudah meluas di Pacitan. (asw/hen)
Load more