Probolinggo, Jawa Timur – Wabah PMK di Kota Probolinggo sangat berdampak pada para penjual bakso yang ada di wilayah setempat. Salah satunya dialami pemilik usaha Bakso Teratai. Semenjak virus PMK ini meningkat, dirinya harus rela mengalami penurunan pendapatan dari penjualan bakso.
“Untuk omzet bisa dibilang turun drastis mas, padahal untuk harga daging sapi sendiri saya masih tetap dengan mendapatkan harga Rp125 ribu per kilogram, dan yang biasanya sehari bisa mendapat omzet sampai satu juta keatas, sekarang mentok Rp300 ribu itu sudah bisa dibilang untung, karena hanya cukup untuk membayar gaji karyawan saja,” katanya.
Lebih lanjut, Erwin menjelaskan, mungkin masyarakat di Kota Probolinggo ini termakan isu hoaks yang sedang beredar di media sosial, akan bahayanya mengkonsumsi daging dari hewan ternak yang sakit.
"Untuk menghadapi masalah ini dirinya harus memutar bisnis kulinernya dengan menambahkan satu menu baru, yakni ayam geprek," terangnya.
Erwin menambahkan, jika mungkin makanan hasil dari ayam ini tidak termasuk kategori hewan yang bisa terdampak PMK.
“Ya bagaimana lagi mas, jika saya tetap berpatok pada jualan bakso ya mungkin bisa gulung tikar saya, oleh sebab itu saya mencari tambahan pemasukan dengan menambahkan satu menu olahan ayam," tambahnya.
Sementara itu, walaupun harga daging ayam dipasaran kini mengalami kenaikan harga, namun menurutnya masih bisa laku keras. Dari harga daging ayam yang sebelumnya berkisar Rp37 ribu per kilogramnya, kini menjadi Rp 40 ribu per kg.
“Secepatnya wabah PMK ini bisa segera berakhir, selain itu untuk isu hoaks yang bersangkutan dengan daging sapi ini bisa terminimalisir, agar kepercayaan masyarakat terhadap kebutuhan hewani ini kembali seperti dulu, sebelum ada Virus PMK seperti ini," pungkasnya.
Saat ini masyarakat jangan mudah terprovokasi, karena virus PMK terhadap hewan ternak tidak menular kepada manusia. (msn/rey)
Load more