Pertama, masyarakat mengalami gangguan kebisingan dari bunyi yang ditimbulkan dari pemasangan tian pancang tersebut. Pasalnya, pengerjaan pemasangan tiang pancang dilakukan pada pagi hari di waktu libur disaat warga sedang asik beristirahat.
"Tepat disamping pemasangan tiang pancang itu, ada orang tua sakit-sakitan (stroke). Justru tidak bisa beristirahat karena kebisingan yang ditimbulkan dari metode pemasangan tiang pancang. Juga ada bayi yang baru saja lahir mesti mendengar kebisingan yang ditakutkan akan mengalami ketulian akibat suara bising yang ditimbulkan dari metode kerja pembangunan RS. Permata Bunda," tegasnya.
Kedua, terjadi keretakan pada 4 rumah warga sekitar yang bersebelahan langsung dengan tembok ditancapkan tiang pancung.
Keretakan terjadi pada hampir semua sudut rumah milik warga. Pasalnya, tiang pancang itu terpasang hanya dibatasi oleh pagar yang tebalnya tidak kurang dari 40 centi meter.
"Dengan jarak yang begitu rapat itu, sudah pasti akan menimbulkan keretakan pada rumah warga. Apalagi tiang pancang itu tingginya 6-7 meter dengan lebar hampir 1 meter," tambahnya.
Sementara itu, Perwakilan Rumah Sakit, Carles Asiku mengaku belum melihat langsung kerusakan rumah yang dialami oleh warga, meski demikian pihaknya berjanji akan meninjau rumah warga yang terimbas dalam waktu dekat.
“Rencananya satu dua hari ini saya datang kesana, saya pantau, kalau untuk biaya ganti rugi ya insya allah. Karena pekerjaanya kan sudah dihentikan sekarang,” katanya.
Load more