Kampung Pembuat Truk Oleng di Lampung Tengah, Omset Sebulan Tembus Rp30 Juta

Lampung Tengah, Lampung - Di tengah pesatnya perkembangan zaman, ternyata masih ada pengrajin mobil mainan dari kayu. Ya, di Dusun 4, Kampung Nunggal  Rejo, Kecamatan Punggur, Kabupaten Lampung Tengah, Lampung, terdapat 20 penduduk yang masih menekuni pembuatan mobil mainan anak-anak dari kayu.

Karena kerap memproduksi dan menghasilkan mobil mainan kayu, kampung ini pun disebut dengan desa pembuat mainan miniatur truk oleng. Dalam sehari, seorang pengrajin mampu membuat mainan mobil truk oleng 5 buah hingga 7 buah.

Menurut Nur Abidin (46 tahun) salah satu pengrajin mainan mengungkapkan dirinya membuat miniatur mobil truk yang terbuat dari kayu dengan dibantu oleh 4 orang pegawai untuk memenuhi pesanan mainan dari sejumlah provinsi.

"Dalam sehari, satu orang dapat membuat mainan mobil truk oleng 5 sampai 7 buah. Bahkan dalam satu bulan ia bersama dengan 4 karyawan bisa membuat 300 mobil truk oleng. Pembuatan mainan truk oleng ini sudah ditekuni sejak 8 tahun lalu," kata Nur Abidin, Kamis (22/9/2022).

Untuk membuat mainan itu, lanjut Abidin, membutuhkan ketelatenan dan ketelitian. Bahan utama kayu dan tripleknya harus dihaluskan dengan alat khusus dan amplas. Lalu dipotong-potong sesuai dengan ukuran dan bentuk dan jika sudah kedua bahan itu disatukan dengan lem dan paku agar lebih kuat.

Rangka mobil lalu di cat dengan warna yang bervariasi. Setelah kering lalu ditempeli stiker-stiker yang menarik seperti tokoh pahlawan super. “Ada juga yang menambahkan lampu warna-warni agar tampilannya lebih menarik. Dalam sebulan kami masing-masing perajin bisa membuat antara 300-500 mobil mainan,” ungkap Abidin.

Tak hanya menjualnya di Lampung, Nur Abidin juga menjual ini hingga ke Palembang, Riau sampai Medan. "Biasanya satu buah mobil oleng dijual dengan harga bervariasi antara Rp100 ribu sampai dengan Rp120 ribu," ungkapnya.

Dalam sebulan, para perajin rata-rata bisa meraup omset hingga Rp30 juta, meski menurut Abidin kini sedikit menurun imbas pandemi dan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). (Puj)