Sleman, tvOnenews.com - Korban mutilasi di Sleman dipotong jadi 65 bagian, ayah korban mengaku perasaannya sudah tidak enak.
Diketahui polisi telah menemukan fakta baru terkait korban mutilasi berinisial AI di sebuah wisma di Sleman.
Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda DIY Kombes Pol Nuredy Irwansyah Putra mengatakan tubuh korban dipotong menjadi 3 bagian besar dan 62 bagian kecil.
"Pihak kedokteran sudah membuat hasil sementara bahwasanya secara tertulis pemeriksaan luarnya saja korban itu dipotong 3 bagian besar, yaitu bagian tubuh dan bagian kedua kaki. Juga ada beberapa potongan lain, yaitu 62 potongan termasuk salah satu kaki yang sampai kelihatan tulang," ujar Nuredy, Selasa (21/3/2022).
Nuredy menyebut pihaknya sudah melakukan otopsi terhadap tubuh korban pada Senin (20/3/2023). Namun, hasil tertulisnya baru keluar dalam waktu 3-7 hari.
Pelaku mutilasi di Sleman memotong korban jadi 65 bagian, ayah korban mengaku perasaannya sudah tidak enak. Dok: Istimewa
Selain temuan 65 potongan tubuh, polisi juga menemukan adanya luka lain di tubuh korban, yakni luka di bagian leher yang diduga menjadi penyebab kematian korban.
"Luka diduga akibat pemotongan di bagian leher yang mana luka tersebut sepanjang 20 sentimeter lebar 4 sentimeter. Kedalaman luka pada leher itu 9 sentimeter yang mengakibatkan pendarahan dan kemudian korban meninggal dunia," jelasnya.
Meski demikian, Nuredy belum bisa memastikan apakah korban meninggal dunia terlebih dahulu baru dimutilasi atau sebaliknya. Sebab, dia masih menunggu hasil otopsi resmi secara tertulis.
Ayah Korban Mutilasi Mengaku Punya Firasat Buruk
Pelaku mutilasi di Sleman memotong korban jadi 65 bagian, ayah korban mengaku perasaannya sudah tidak enak. Dok: Istimewa
Ayah korban mutilasi—Heri Prasetyo—mengaku punya firasat buruk.
“Keluarga berharap polisi menemukan pelakunya dan mengembalikan dua HP dan motor Scoopy milik AI yang hilang,” ujar Heri.
Heri mengaku terakhir bertemu dengan AI pada Sabtu (18/3/2023) pagi lalu.
Karena hingga sore hari belum kembali ke rumah, keluarga lantas menghubungi HP-nya. Namun, hasilnya nihil karena korban sudah tidak bisa dihubungi.
“Lalu Minggu (19/3/2023) jam 02.00 WIB saya dikabari anggota Polsek Kraton untuk datang ke RS Bhayangkara. Perasaan saya sudah tidak enak dan benar AI sudah meninggal dengan keadaan luka,” jelasnya. (apo/nur/nsi)
Load more