Sleman, tvOnenews.com - Banyak cara bisa dilakukan untuk menumbuhkan sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Salah satunya lewat Peraturan Daerah atau Perda yang membela produk lokal.
Koordinator Gerakan Beli Indonesia wilayah DIY, Mukhlis Hari Nugroho mendorong Yogyakarta memiliki Perda yang membela produk lokal.
"Dengan memiliki Perda itu UMKM lokal akan tumbuh. Di samping itu, akan serta menambah lapangan kerja baru," kata dia dalam keterangan tertulis, Senin (5/6/2023).
Dijelaskan Mukhlis, sudah saatnya DIY memiliki Perda untuk menumbuh kembangkan produk lokal. Seperti yang telah digaungkan Gerakan Beli Indonesia sejak tahun 2011.
Gerakan tersebut sejatinya merupakan gerakan membangun karakter bangsa dan leadership kepemimpinan. Dengan menggunakan produk UMKM lokal, sama artinya membela serta membangkitkan perekonomian sekitar.
"Dengan membela dan membeli produk Yogya secara otomatis UMKM di Yogya akan tumbuh," ujarnya.
Mukhlis mencontohkan, ada beberapa dampak positif jika DIY memiliki Perda yang membela produk lokal. Antara lain, angka pengangguran berkurang, angka kemiskinan turun, serta menumbuhkan jiwa nasionalisme dan jiwa korsa terhadap produk lokal Yogya.
Hal ini seperti yang telah dilakukan di Kabupaten Kulonprogo sejak 2013. Gerakan Beli Kulonprogo telah mampu menurunkan angka kemiskinan hingga 8 persen.
Oleh karenanya, menurut Mukhlis, hal itu patut ditiru oleh pemerintah provinsi DIY maupun Kabupaten/Kota di DIY.
"Memilih produk lokal bukan karena lebih murah, tetapi karena milik anak bangsa sendiri. Membela dan membeli produk lokal itu menghidupkan persaudaraan serta perkonomian masyarakat," ungkapnya.
Ketua Indonesia Islamic Business Forum (IIBF) DIY ini menambahkan, jika semua Pemda dan BUMD yang ada di DIY menggunakan produk lokal, maka angka pengangguran akan berkurang.
Ia menyebut, ketika melakukan pembelian terhadap saudara sendiri maka perputaran uang ada di dalam lingkungan dan kalangan sendiri. Sehingga uang tidak akan mengalir keluar.
"Closed Loop Economy adalah langkah yang diambil agar perputaran ekonomi selalu berputar di dalam internal lingkup yang diinginkan. Baik lingkup komunitas, lingkungan, wilayah, daerah, propinsi maupun negara," pungkasnya. (apo/buz).
Load more