“Tari montro memiliki pesan-pesan religi. Isinya adalah pesan moral, religi agar orang berbuat baik terhadap Tuhan dan sesama. Dan kegiatan ini akan diikuti oleh 10 ribu siswa tingkat SMA, SMK dan MA se-Kabupaten Bantul,” ujarnya Senin (7/8/2023).
Pentas tari massal tari montro di Pantai Parangkusumo Parangtritis ini berdurasi enam menit dan akan menjadi wadah bagi seluruh seniman yang selama ini bergabung di berbagai institusi pendidikan seni dan kelompok seni di Bantul.
" Selain pertunjukkan tari massal, di hari yang sama juga akan dideklarasikan oleh para generasi muda untuk menghindari berbagai perilaku atau tindakan yang merugikan atau membuat negatif citra pariwisata Bantul," ujarnya.
Kepala Dinas Pariwisata Bantul, Kwintarto Heru Prabowo mengatakan, kostum atau seragam yang akan digunakan 10 ribu pelajar SMA/ SMK dan MA seragam sederhana yang banyak dimiliki pelajar yakni kaos lengan panjang putih, peci dan kain kebaya motif bebas serta kipas bebas ukurannya.
“ Kami tidak anggarkan pembelian seragam atau kostum, mereka akan mengenakan seragam sederhana, yaitu kaos lengan putih panjang, peci dan jarit bebas. Untuk kipas, yang semestinya berukuran 60 Cm akan dibebaskan dari berbagai ukuran,” terang Kwintarto.
Pemilihan lokasi di Pantai Parangkusumo Parangtritis, imbuh Kwintarto, karena kawasan Pantai Parangtritis masih menjadi tujuan utama dari para wisatawan yang berkunjung ke Daerah Istimewa Yogyakarta.
“ Kawasan Pantai Parangritis merupakan pantai besar dan terpanjang di Yogyakarta. Sehingga tempat ini kami pilih untuk tari massal 10 ribu pelajar. Pemecahan Museum rekor Indonesia setiap tahunnya ini akan memperkuat jati diri Bantul sebagai kota kreatif kirya dan kesenian rakyat." pungkas Kwintarto. (ssn/buz)
Load more