Yogyakarta, DIY - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta terus dipantau Balai Penyelidikan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta.
Kepala BPPTKG Yogyakarta, Agus Budi Santoso menyampaikan, pada kubah barat daya tidak teramati adanya perubahan ketinggian kubah. Untuk kubah tengah juga tidak teramati adanya perubahan morfologi yang signifikan.
"Berdasarkan analisis foto volume kubah lava barat daya terhitung tetap, yaitu sebesar 1.624.000 m3 dan kubah tengah sebesar 2.772.000 m3," jelas Agus Budi Santoso, Sabtu (24/9/2022).
Sementara untuk intensitas kegempaan Gunung Merapi pada minggu ini masih cukup tinggi. Dalam minggu ini kegempaan Gunung Merapi tercatat 294 kali gempa Vulkanik Dalam (VTA), 57 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 282 kali gempa Fase Banyak (MP), 2 kali gempa Low Frekuensi (LF), 504 kali gempa Guguran (RF), 62 kali gempa Hembusan (DG), dan 9 kali gempa Tektonik (TT).
"Deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM pada minggu ini menunjukkan pemendekan jarak sebesar 0,8 cm/hari," tambah Budi.
Sedangkan dari pemgamatan hujan di Pos Pengamatan Gunung Merapi terjadi dengan intensitas curah hujan sebesar 14 mm/jam selama 50 menit di Pos Kaliurang pada tanggal 21 September 2022.
Tidak dilaporkan terjadi lahar maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.
" Aktivitas vulkanik Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat “SIAGA”," jelasnya.
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan–barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
"Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya, mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Merapi,"pungkas Budi. (Nur/Buz)
Load more