Jakarta - Bank Indonesia terus memperkuat respons bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas. Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengatakan pihaknya akan memperkuat operasi moneter untuk meningkatkan efektivitas transmisi kebijakan moneter.
Hal ini dia katakan dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia, di Gedung Thamrin Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis (16/2/2023).
“Kita akan berupaya mengendalikan inflasi, terutama imported inflation melalui intervensi di pasar valas dengan transaksi spot, Domestic Non Deliverable Forward (DNDF), serta pembelian dan penjualan Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder,” jelasnya.
Lalu akan melanjutkan twist operation melalui penjualan SBN di pasar sekunder untuk tenor pendek guna meningkatkan daya tarik imbal hasil SBN khususnya bagi masuknya investor portofolio asing dalam rangka memperkuat stabilitasi nilai tukar Rupiah.
“Memperkuat pengelolaan devisa hasil ekspor melalui implementasi instrumen operasi moneter valas DHE berupa term deposit (TD) valas DHE sebagai instrumen penempatan DHE oleh eksportir melalui bank kepada Bank Indonesia sesuai dengan mekanisme pasar mulai berlaku per 1 Maret 2023,” kata dia.
Melanjutkan kebijakan transparansi suku bunga dasar kredit dengan fokus kepada dampak suku bunga kebijakan terhadap suku bunga kredit investasi dan kredit modal kerja.
Load more