Jakarta, tvOnenews.com - PT Adaro Energy Indonesia Tbk berencana untuk melakukan pembelian kembali atau buyback sahamnya yang beredar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Rencananya, perusahaan tambang batu bara ini,akan melakukan buyback saham senilai Rp4 triliun.
Sekretaris Perusahaan Adaro Energy Indonesia Mahardika Putranto menjelaskan rencana buyback saham dengan kode emiten ADRO senilai Rp4 triliun tersebut dalam keterbukaan informasi di BEI, Senin (8/4/2024).
"Sesuai dengan POJK 29/2023, Pembelian Kembali Saham Perseroan akan dilakukan secara bertahap dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan sejak disetujui oleh RUPST Perseroan," jelas Mahardika Putranto.
Untuk rencana buyback saham ADRO tersebut, Adaro Energy Indonesia akan menggelar RUPST (Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan) perseroan pada tanggal 15 Mei 2024 mendatang.
Pembelian kembali saham perseroan akan dilakukan melalui BEI dengan harga penawaran untuk membeli kembali saham lebih rendah atau sama dengan harga transaksi yang terjadi sebelumnya dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku.
Pada Jumat (5/4/2024) lalu, saham ADRO ditutup naik 0,37 persen ke level Rp2.700 per saham. Dengan asumsi harga ini, maka ADRO bisa melakukan buyback saham hingga 1,48 miliar saham, atau hampir 5 persen dari total saham beredar sebesar 30,9 miliar saham.
Kas Jumbo
Untuk rencana pembelian kembali saham ADRO, perseroan mengaku memiliki dana kas yang mencukupi. Dengan kinerja Adaro Energy Indonesia yang tetap solid, saat ini perseroan memang memiliki dana segar yang berukuran jumbo.
Di Bank Mandiri saja, Adaro Energy Indonesia tercatat memiliki dana total hingga lebih dari Rp15 triliun, yang terdiri dari kas dalam rupiah setara 323,2 juta dolar AS, dan kas dalam mata uang asing senilai 735,3 juta dolar AS.
Sementara di Bank Rakyat Indonesia, total kas Adaro Energy Indonesia pada 31 Desember 2023, tercatat mencapai Rp11,5 triliun rupiah, yang terdiri dari kas dalam rupiah setara dengan 68,7 juta dolar AS, dan kas dalam valas senilai 684,7 juta dolar AS.
Selain di dua bank BUMN tersebut, Adaro Energy Indonesia juga menempatkan kasnya di sejumlah bank swasta dan asing. Beberapa bank dengan penempatan dana kas Adaro di atas 100 juta dolar AS adalah, DBS Bank Ltd (244,5 juta dolar AS), PT Bank UOB Indonesia (212,3 juta dolar AS), PT Bank BTPN Tbk (124,3 juta dolar AS), dan PT Bank DBS Indonesia (103,8 juta dolar AS)
Selain dana tunai, aliran kas perseroan juga tergolong kuat. Dalam setahun terakhir saja, Adaro Energy Indonesia tercatat bisa meraup arus kas bersih dari aktivitas operasinya hingga 1,152 miliar dolar AS, atau setara dengan Rp17,7 triliun rupiah.
"Dengan posisi dan kinerja keuangan Perseroan yang solid saat ini, Perseroan berkeyakinan bahwa Pembelian Kembali Saham tidak memberikan dampak buruk terhadap kegiatan usaha dan pertumbuhan Perseroan di masa mendatang," kata Mahardika Putranto.
Nantinya, perseroan akan melakukan pembelian saham kembali melalui transaksi di pasar reguler BEI. Untuk melakukan buyback saham di BEI, Adaro Energy Indonesia telah menunjuk satu perusahaan efek.
Harga Bakal Naik?
Lebih lanjut Mahardika Putranto menjelaskan, aksi buyback akan bisa menjadi sentimen positif bagi pergerakan harga saham ADRO di BEI. Harga saham ADRO yang terakhir bertengger di level Rp2.700 per saham diharapkan akan bisa bergerak naik hingga mencerminkan kondisi fundamental perseroan yang sebenarnya.
Sebelumnya, rekor tertinggi saham ADRO tercatat sempat mencapai Rp4.140 per saham, yang terjadi pada Oktober 2022 lalu. Namun, saham ADRO sempat terpuruk hingga ke level Rp2.040 per sahm pada bulan Mei 2023 lalu.
"Perseroan berharap dengan dilaksanakannya Pembelian Kembali Saham akan memberikan tingkat pengembalian yang baik bagi pemegang saham," jelasnya.
Namun belajar dari pengalaman sebelumnya, aksi buyback saham ADRO baru dilakukan jika harga saham jatuh ke level terendah. Apalagi, perseroan memiliki tenggat waktu hingga 12 bulan untuk melakukan buyback.
Sebelumnya pada periode 2022 dan 2023, perseroan juga telah melakukan aksi buyback saham dengan total 1,104 miliar saham, dengan nilai buyback sebesar Rp2,279 triliun.
Namun, harga rata-rata saham yang di-buyback perseroan hanya berada di rata - rata Rp2.062 per saham.
Load more