Jakarta - Rangkaian Presidensi G20 Indonesia dinilai harus menjadi momentum penting untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi digital nasional serta membawa dampak kepada masyarakat, terutama pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
"Presidensi G20 menjadi momentum penting dalam berbagai bidang. Presidensi dan penyelenggaraan G20 di Indonesia diharapkan dapat menstimulus efek rambatan atau spill-over effect yang dapat dirasakan oleh masyarakat Indonesia," kata Staf Khusus Menteri Komunikasi dan Informatika Bidang Digital dan Sumber Daya Manusia (SDM) Dedy Permadi di Jakarta, akhir pekan lalu.
Menjelang KTT G20, Kementerian Kominfo menyelenggarakan Digital Economy Working Group (DEWG) guna mendorong digitalisasi UMKM.
"DEWG Presidensi G20 Indonesia merupakan kelompok kerja yang membahas isu seputar ekonomi digital, transformasi digital, maupun isu-isu digital secara luas. Termasuk isu seputar pengembangan UMKM," kata Dedy.
Sebagai sektor yang memegang peranan penting dalam transformasi digital Indonesia, UMKM menjadi salah satu yang terdampak pandemi Covid-19. Oleh karena itu, Dedy Permadi menyakini digitalisasi dapat menjaga resiliensi UMKM untuk tumbuh dan bertahan dari efek pandemi Covid-19 yang terjadi dua tahun terakhir.
“Kontraksi ekonomi akibat pandemi bagi bisnis UMKM semakin menunjukkan urgensi digitalisasi UMKM di Indonesia. Dengan digitalisasi, UMKM bisa mendapatkan salah satu solusi untuk tetap bertahan di tengah pandemi maupun di tengah tantangan global lainnya,” jelasnya.
Meskipun menjadi fondasi utama perekonomian, UMKM di Indonesia terus menghadapi berbagai tantangan seperti tingginya biaya operasional, pertumbuhan pendapatan, hingga pasar yang kompetitif.
"Belum lagi dampak yang dialami akibat pandemi. Data dari Asian Development Bank Institute, 19,76 persen UMKM di Indonesia mengalami penurunan angka penjualan selama semester pertama tahun 2020. Kendala ini perlu segera diatasi, mengingat UMKM merupakan pondasi utama bagi perekonomian di Indonesia yang kontribusinya sangat besar, mencapai 61,97% terhadap PDB di Indonesia,” tuturnya.
Hingga kini, Kementerian Kominfo aktif mendorong UMKM untuk memanfaatkan platform digital melalui inisiasi UMKM Go Digital.
“Inisiasi ini turut diamplifikasi melalui Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI), dan telah menambah sekitar 9,2 juta unit UMKM yang digitally onboard sejak peluncuran program pada Mei 2020 lalu,” jelas Dedy.
Tak hanya itu, pendampingan UMKM juga dilakukan secara berkelanjutan melalui program UMKM Active Selling. Program itu mendorong perluasan atau scaling-up adopsi teknologi dalam implementasi bisnis UMKM sehingga akses pasar dapat lebih diperluas.
"Program ini telah menjangkau 26.000 UMKM pada tahun 2021 dan menargetkan 30.000 UMKM di tahun 2022," katanya.
Kementerian Kominfo juga meluncurkan program Adopsi Teknologi Digital 4.0 UMKM. Program itu ditargetkan dapat menjangkau hingga 70.000 UMKM di Indonesia pada tahun 2024.
"Program ini mendorong implementasi penggunaan teknologi 4.0 seperti Big Data, Quick Response (QR) Code Payment, dan Augmented atau Virtual Reality," ujar Dedy.
Peningkatan keahlian kewirausahaan digital para pelaku UMKM juga menjadi perhatian Kementerian Kominfo, salah satunya lewat pelatihan Digital Entrepreneurship Academy (DEA) di bawah Program Digital Talent Scholarship (DTS).
Hingga tahun 2021 lalu terdapat lebih dari 63.000 wirausahawan yang telah dilatih dalam DEA. Tahun 2022 ini, DEA menargetkan kepesertaan dari 40.000 wirausaha dengan beragam tema pelatihan, di antaranya terkait kelas strategi bisnis online dan keamanan siber untuk UMKM.
Beragam manfaat dapat dirasakan UMKM dengan memasuki ekosistem digital. UMKM dapat mengurangi biaya operasional secara signifikan, mengoptimalkan proses transaksi, hingga melakukan ekspansi bisnis ke pasar global.
"UMKM digital juga dapat memperoleh pendapatan 1,1 kali lebih tinggi dibandingkan dengan UMKM yang belum menggunakan platform digital. Namun hingga saat ini baru sekitar 26,58% UMKM Indonesia yang sudah memiliki akun pada marketplace,” kata Dedy.
Oleh karena itu, aktivitas pembinaan komunitas platform online sangat penting. Kemitraan dan pembinaan komunitas platform online tidak hanya mendorong transformasi warung-warung untuk masuk ke ekosistem digital, tapi juga memberi pendampingan digital yang intensif dan bermanfaat bagi para pelaku UMKM tersebut. (rul)
Load more