Jakarta – Kurs rupiah pagi ini yang ditransaksikan antar bank, Selasa (6/12/2022), terpantau melemah di tengah ekspektasi kenaikan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (The Fed).
Rupiah pagi ini melemah 72 poin atau 0,47 persen ke posisi Rp15.535 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya, yakni Rp15.463 per dolar AS.
"Ekspektasi pasar terhadap kenaikan suku bunga acuan The Fed pekan depan masih menjadi penopang dolar AS," tulis tim riset Monex Investindo Futures dalam kajiannya, Selasa (6/12/2022).
Pelaku pasar berekspektasi The Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin dan The Fed masih akan melakukan beberapa kali kebijakan hawkish pada 2023 mendatang.
Pada November indeks non-manufacturing PMI AS tercatat sebesar 56,5. Ini naik dari 54,4 pada Oktober.
Angka tersebut melampaui konsensus yang hanya mengharapkan angka 53,3.
Kenaikan indeks non-manufacturing PMI memberikan kekhawatiran pasar terhadap potensi kenaikan suku bunga acuan The Fed.
Investor juga menanti rilis data Indeks Harga Produsen (PPI) November pada Jumat (9/12/2022) mendatang.
The Fed akan mencari konfirmasi bahwa inflasi turun kembali dari level rekor yang terlihat awal tahun ini.
Pada awal pekan, rupiah terkoreksi seiring investor yang masih cenderung menghindari aset berisiko.
Terlebih minggu ini mengantisipasi rilis data cadangan devisa, indeks kepercayaan konsumen dan penjualan ritel domestik yang diperkirakan akan turun.
Pada Senin (5/12/2022), rupiah ditutup melemah 37 poin atau 0,24 persen ke posisi Rp15.463 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya, yakni Rp15.426 per dolar AS. (ant/nsi)
Load more