Jakarta - Sudah satu setengah tahun pandemi Covid-19 melanda dunia. Perlu diakui, pandemi ini mengubah banyak hal, salah satunya adalah kesehatan mental. Menjaga kesehatan mental menjadi krusial terutama di tengah angka kasus yang semakin naik dan munculnya varian-varian baru yang disinyalir lebih menular.
Banyaknya berita kehilangan dari keluarga dan teman terdekat juga menambah kecemasan dan ketakutan.
Situasi kecemasan dan ketakutan tersebut merupakan salah satu gangguan kesehatan mental yang umum dirasakan dalam keadaan tidak menentu seperti pandemi sekarang ini.
Selama pandemi, gangguan mental umum tersebut tidak hanya dialami oleh orang yang sudah mengalami gangguan kesehatan mental seperti kecemasan atau depresi, tapi juga dirasakan oleh hampir semua rentang usia.
Bahkan lansia, anak-anak, dan petugas medis cenderung lebih rentan mengalami gangguan kecemasan dan stres psikologis.
Dikutip dari healthline.com, Patricia Thornton, PhD, seorang psikolog dari New York City berkata bahwa perilaku masyarakat yang berubah akibat wabah Covid-19 ini akan memunculkan perasaan terisolasi.
Saat ini, banyak orang yang memiliki kondisi kecemasan atau pun orang yang kondisinya baik-baik saja akan merasa cemas dengan pandemi yang terjadi.
Menurut CDC (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit) Amerika Serikat, tidak hanya membuat cemas, stres selama pandemi dapat menyebabkan gangguan tidur, kehilangan nafsu makan, sulit berkonsentrasi, dan bahkan memperburuk kondisi kesehatan.
Untuk mengurangi rasa cemas stres psikologis, ini lah 4 cara yang dapat membantu dalam mengelola kesehatan mental selama pandemi.
1. Mengurangi penggunaan sosial media dan berita
Mengikuti perkembangan dan informasi terbaru tentu penting bagi setiap orang, namun membaca berita yang buruk setiap hari sangat tidak efektif bagi orang-orang yang berusaha untuk menenangkan pikiran negatif.
Sekalipun berita yang dibaca sumbernya terpercaya ataupun hoaks, namun terlalu sering terekspos pada berita-berita tersebut dapat berdampak bagi kesehatan mental.
Batasi penggunaan teknologi dan juga batasi penggunaan sosial media. Salah satu caranya adalah dengan mendisiplinkan diri untuk tidak selalu membaca berita pandemi, hingga yang paling ekstrim adalah dengan mencopot pemasangan aplikasi.
2. Sibukkan diri dengan kegiatan baru
Selama pandemi, masyarakat dipaksa untuk menjaga jarak dan tidak disarankan untuk banyak melakukan kegiatan di luar rumah yang berpotensi menciptakan kerumunan untuk mengurangi penularan.
Banyak warga yang akhirnya menemukan hobi baru ataupun kembali menggeluti hobi lama seperti melukis, menulis, menonton serial tv, atau berkebun.
Kegiatan-kegiatan tersebut dapat mengalihkan perhatian dari pikiran negatif mengenai kecemasan selama pandemi.
3. Tetap bersosialisasi
Pandemi juga berpotensi memunculkan rasa kesepian bagi banyak orang. Untuk menghindari rasa kesepian, usahakan untuk tetap menjaga hubungan dengan keluarga dan kawan secara teratur.
Meskipun ada pembatasan kerumunan, manfaatkan teknologi komunikasi seperti telepon atau pun video call untuk membicarakan kecemasan-kecemasan dan juga rencana kegiatan setelah pandemi usai.
4. Jaga kesehatan tubuh
Fisik yang sehat juga dapat membantu mental menjadi lebih sehat. Begitu pun sebaliknya, jika mental terganggu, maka kesehatan tubuh pun ikut terganggu.
Meskipun berada di dalam rumah, usahakan untuk tetap berolahraga ringan secara rutin. Selain itu, tidur secara 7-8 jam secara rutin pun sangatlah penting.
Terakhir, tetap jaga asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh. Kurangi merokok dan juga kafein karena kedua hal tersebut dapat memperburuk rasa cemas.
Itulah 4 cara yang dapat membantu mengelola kesehatan mental selama pandemi Covid-19 berlangsung. Namun jika kecemasan dan kegelisahan sudah diluar batas wajar, tidak ada salahnya untuk segera berkonsultasi dengan ahli medis agar kondisi tersebut tidak berkembang dan membahayakan diri sendiri. (awy/afr)
Load more