Jakarta - Sebagian orang meragukan apakah seseorang yang memiliki riwayat alergi terhadap makanan boleh melakukan vaksinasi Covid-19 atau tidak. Hal ini membuat banyak orang akhirnya mengurungkan niat untuk melakukan vaksinasi. Lalu, bagaimana faktanya?
Menurut Dokter Spesialis Penyakit Dalam. Prof. Dr. dr. Iris Rengganis, SpDP-KAI dalam tayangan Hidup Sehat tvOne, Selasa (7/9) mengatakan bahwa hal tersebut adalah mitos.
“Orang dengan alergi obat atau alergi makanan bukan berarti tidak dapat melakukan vaksinasi. Tidak boleh melakukan vaksinasi adalah bila seseorang alergi terhadap salah satu bahan yang terdapat pada vaksin tersebut,” tutur Prof. Iris.
Prof. Iris menjelaskan bahwa reaksi alergi tiap orang akan berbeda-beda. Ada yang ringan hingga berat.
“Ada yang anafilaksis merasa sesak nafas, ada yang tensinya turun, dan macam lainnya. Ada yang hanya ringan-ringan saja seperti gatal-gatal, bentol. Kalau yang berat ya sampai anafilaksis merasa sesak nafas. Ini adalah reaksi yang berat yang bisa mengancam nyawa,” imbuh Prof Iris.
Lebih lanjut, Prof. Iris mengatakan angka kejadian alergi setelah vaksin Covid-19 jumlahnya tidak banyak. Selain itu, menurutnya, alergi merupakan suatu kejadian yang tidak bisa diprediksi.
Spesialis penyakit dalam itu menjelaskan alergi merupakan suatu kejadian yang tidak bisa diprediksi. Apalagi, jika orang yang bersangkutan tidak memiliki riwayat alergi.
“Jika ada riwayat alergi, kita tentu berhati-hati dan antisipasinya tetap ada. Jadi artinya zat penawarnya, semuanya, sudah kita siapkan. SOP untuk itu semua sudah ada. Itulah alasan mengapa setelah vaksin kita harus menunggu 30 menit untuk melihat apakah ada reaksi atau tidak. Jika ada reaksi, bisa langsung ditanggulangi,” tutup Prof Iris.(awy/mii)
Load more