Hybrid imunitas dapat membantu tubuh dalam meningkatkan imunitas menjadi lebih baik terhadap COVID-19.
Namun, dengan hybrid imunitas saja masih tak cukup untuk menangkal subvarian baru tersebut.
“Dengan hybrid kemungkinan re-infeksi lebih rendah kalau tidak ada. Apalagi kalau pakai protokol kesehatan (lebih baik melawan virus). Jadi kalau tubuh, kalau ada kuman virus masuk, sistem imun akan mengenalinya. Tetapi, varian baru ini bisa mengelabuinya,” jelasnya.
“Kemungkinan tertular kembali akan lebih rendah dengan caksin primer, booster, dan prokes,” lanjut dr. Erlina.
Angka masyarakat yang telah mendapatkan vaksinasi booster baru mencapai 23 persen. Untuk itu pemberian vaksinasi booster dapat kembali digencarkan.