Jakarta - Pada masa pandemi Covid-19, masyarakat menjadi lebih peduli pada udara bersih. Sebagai langkah mendapatkan udara bersih, masyarakat Indonesia banyak membeli mesin pembersih udara.
Sinar UV disebutkan membutuhkan waktu paparan yang cukup panjang untuk membunuh virus dan bakteri di udara, sekitar 12 sampai 60 detik tergantung berbagai macam faktor, sedangkan di dalam air purifier, udara hanya terekpose sinar UV dalam hitungan kurang 1 detik, sehingga sinar UV di air purifier tidak efektif.
Salah satu perusahaan asal Taiwan yang ikut serta dalam acara pameran Taiwan Excellence Week 2022 di Surabaya, adalah Rice Ear Ltd. yang membawa produk air purifier dengan merek Luftqi. Produk ini mengadopsi teknologi UV-A LED nanotechnology untuk membangkitkan fotokatalis yang dipatenkan, menetralkan VOC, aerogel, dan bahan kimia beracun di udara sekitar.
“Produk kami tidak pakai UVC. Luftqi adalah produk pertama di dunia yang menggunakan UV-A yang sangat aman dan tidak menghasilkan ozon yang berbahaya. Jadi kita bisa pakai produk ini tanpa khawatir. Air purifier lain diluar banyak yang tidak ada test report nya, dan kebanyakan memakai UV-C. Padahal UV-C itu bisa menghasilkan ozon yang berbahaya jika tidak ada test report yang mendukung,” kata Representative of Tokuyo Indonesia, Anthony Chandra, dalam keterangan tertulis, Minggu (3/7/2022).