Dulu sebelum dibangun Bendungan Jatibarang, area goa masih menyatu dengan area kebun dan pemukiman. Kemudian setelah bendungan jadi, bukit dimana goa berada sebagian tergenang air bendungan. Sehingga harus dibuat jembatan besar untuk wisatawan yang akan menyeberang ke goa tersebut.
Jembatan ini selain bentuk dan warnanya menarik, juga menjadi tempat "nongkrong" kera-kera penghuni hutan Goa Kreo. Mereka menunggu di ujung jembatan yang mana wisatawan sering berbagi makanan untuk mereka. Jumlahnya mencapai ratusan ekor jika dihitung dengan kera yang masih sembunyi di hutan.
Goa Kreo berada di sebuah perengan tebing batu. Ada jalan selebar empat meteran yang dibatasi pagar besi agar wisatawan aman karena berbatasan dengan bendungan.
Lubang goa berada di sebelah kiri dan agak ke atas. Lebarnya sekitar dua meteran. Wisatawan yang masuk harus sedikit merunduk karena lebar mulut goa lebih kecil dibanding lebar bagian dalam.
Sudah jarang kera yang masuk sampai ke dalam goa. Paling-paling sebagian kera hilir mudik di jalan sekitar goa atau berlompatan di pohon. Sesekali mereka mendekat jika ada wisatawan lewat dan bawa makanan.
Suasana di Goa Kreo termasuk sejuk karena banyak pohon yang menaunginya. Apalagi saat sore wisatawan banyak yang memanfaatkan jembatan untuk nongkrong sambil menikmati pemandangan perairan Waduk Jatibarang. (Teguh Joko Sutrisno/Buz)
Load more