Ia juga menambahkan, sebelum memulai menulis biasanya Hayatuddin dalam keadaan suci dari hadast besar maupun kecil.
“Saat menulis mushaf Al Quran ini, saya pasti sudah berwudhu terlebih dahulu,” katanya.
Setelah selesai ditulis tangan oleh Hayatuddin, penulisan pun ditashihkan oleh Hasan Siamah. Sedangkan untuk ornamen halaman dikerjakan oleh Anas Ma’ruf.
Untuk menyelesaikan satu mushaf rata-rata waktu yang ia butuhkan selama 2,5 tahun hingga 3 tahun lamanya. Namun untuk mushaf yang ke 10 ia kerjakan dalam waktu kurun yang cukup singkat yakni sekitar 7 bulan saja.
Hayatuddin pun tak menyebutkan rincian biaya untuk membuat 1 buah mushaf Al Quran, namun ia hanya memperkirakan untuk penyediaan bahan baku kertas dan tinta, membutuhkan biaya sebesar Rp150 juta.
Hayatuddin mengaku menulis Alquran dengan tulis tangan berukuran besar ini merupakan pesan yang diberikan oleh Almarhum KH Muntaha Al Hafidz yang merupakan pengasuh Pondok Pesantren Al Asy’ariyyah Kalibeber, Mojotengah, Wonosobo.
Almarhum KH Muntaha sendiri merupakan pecinta sekaligus penghafal Alquran 30 juz. Sejak usia 16 tahun ia pun sudah hafal Al Quran. Bahkan kakeknya KH Ibrahim semasa hidupnya dulu juga dikenal pengagum Alquran.
Load more