tvOnenews.com - Hubungan suami istri di malam jumat kerap dikaitkan dengan sebutan sunnah Rasul. Tak sedikit orang yang meyakini bahwa hubungan intim suami istri di malam Jumat akan mendapat pahala.
Lantas benarkah hubungan intim di malam Jumat termasuk sunnah Rasul? Dalam ceramahnya, Ustaz Adi Hidayat memberikan penjelasan perihal ungkapan yang dipercayai banyak orang ini.
Rasulullah SAW sendiri mengajarkan cinta dan kasih pada umatnya. Sunnah yang diajarkan bukan hanya terkait hubungan suami istri saja, namun salah satu tujuan membangun rumah tangga adalah menjadikan keluarga sakinah.
Ustaz Adi Hidayat mengungkap bahwa tak ada hadis atau ayat Al Quran yang mengistimewakan malam Jumat untuk berhubungan intim.
“Sepanjang pengetahuan kami tidak ada satu hadits pun atau bahkan ayat Al-Qur'an pun yang mengkhususkan misalnya hubungan suami istri di hari-hari tertentu dan malam-malam tertentu,” kata Ustaz Adi Hidayat dikutip dari kanal YouTube Adi Hidayat Official, Kamis (28/3/2024).
Ada beberapa pendapat mengatakan bahwa sunnah waktu berhubungan intim yang berpahala adalah sebelum menunaikan salat Jumat. Waktunya sejak pagi sampai sebelum salat Jumat. Terdapat dalil terkait hal ini, Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ اغْتَسَلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَغَسَّلَ ، وَبَكَّرَ وَابْتَكَرَ ، وَدَنَا وَاسْتَمَعَ وَأَنْصَتَ ، كَانَ لَهُ بِكُلِّ خُطْوَةٍ يَخْطُوهَا أَجْرُ سَنَةٍ صِيَامُهَا وَقِيَامُهَا
Artinya: “Barangsiapa yang mandi pada hari Jumat (dengan membasuh kepala dan anggota badan lainnya), membuat mandi, pergi di awal waktu, mendapati khutbah pertama, mendekat pada imam, mendengar khutbah, serta diam, maka setiap langkah kakinya terhitung seperti puasa dan salat setahun,” (HR Tirmidzi).
Menurut Ustaz Adi Hidayat, hadis ini dianggap oleh sebagian orang seperti anjuran mandi junub. Padahal, hadis ini mengingatkan para laki-laki untuk bersuci sebelum salat Jumat.
“Jadi hadits ini ingin mengatakan ‘Hei bagi suami istri yang ada hasrat tiba-tiba ingin berhubungan seksual tepat di hari Jumat, silakan saja, tapi sebelum berangkat mandi dulu,” jelasnya.
Kemudian, Ustaz Adi menegaskan bahwa pasangan suami istri diperbolehkan melakukan hubungan intim di bulan Ramadhan, asalkan tidak mengganggu waktu ibadah. Hal ini tertulis dalam Al Quran surat Al-Baqarah ayat 187.
“Diperkenankan sepanjang waktunya diatur yang tidak kemudian bertabrakan dengan ibadah-ibadah tertentu,” ucapnya.
اُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ اِلٰى نِسَاۤىِٕكُمْۗ هُنَّ لِبَاسٌ لَّكُمْ وَاَنْتُمْ لِبَاسٌ لَّهُنَّۗ عَلِمَ اللّٰهُ اَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَخْتَانُوْنَ اَنْفُسَكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ وَعَفَا عَنْكُمْۚ فَالْـٰٔنَ بَاشِرُوْهُنَّ وَابْتَغُوْا مَا كَتَبَ اللّٰهُ لَكُمْۗ وَكُلُوْا وَاشْرَبُوْا حَتّٰى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْاَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْاَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِۖ ثُمَّ اَتِمُّوا الصِّيَامَ اِلَى الَّيْلِۚ وَلَا تُبَاشِرُوْهُنَّ وَاَنْتُمْ عٰكِفُوْنَۙ فِى الْمَسٰجِدِۗ تِلْكَ حُدُوْدُ اللّٰهِ فَلَا تَقْرَبُوْهَاۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ اٰيٰتِهٖ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُوْنَ ١٨٧
“Dihalalkan bagimu pada malam puasa bercampur dengan istrimu. Mereka adalah pakaian bagimu dan kamu adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwa kamu tidak dapat menahan dirimu sendiri, tetapi Dia menerima tobatmu dan memaafkanmu. Maka, sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah bagimu.
Makan dan minumlah hingga jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar. Kemudian, sempurnakanlah puasa sampai (datang) malam. Akan tetapi, jangan campuri mereka ketika kamu (dalam keadaan) beriktikaf di masjid. Itulah batas-batas (ketentuan) Allah. Maka, janganlah kamu mendekatinya,”
Terakhir, pendakwah asal Banten ini menjelaskan sunnah yang sebaiknya dilakukan pada malam Jumat adalah menghidupkannya dengan membaca Al Quran hingga bershalawat.
“Sunnah membaca Al Kahfi, sunnah baca shalawat, Yasinan, hidupkan malam,” tutup Ustaz Adi Hidayat. (adk)
Load more