Italia - Pensiun akhir tahun ini bukan berarti Valentino Rossi bakal menganggur di rumah tahun depan. Valentino Rossi bertekad membangun tim MotoGP usai membeli tim Esponsorama Avintia.
Hebatnya lagi, The Doctor ini sudah menandatangani perjanjian dengan Keluarga Kerajaan Arab Saudi untuk membuat tim balap Moto GP. Lebih dahsyat lagi Rossi juga didukung penuh sponsor utama Aramco, perusahaan minyak terbesar dunia.
Valentino Rossi sudah memiliki tim di Moto3 dan Moto2, dan Speedweek mengklaim tim yang dibangun pada 2014 itu bisa melebarkan sayap dengan tampil di MotoGP mulai musim 2022.
Tim balap Moto GP butuh dana tiga kali lipat dari Moto 2. Untuk setahun kompetisi balap dapat menelan biaya 20 juta Euro (Rp 300 miliar). Setiap tahun biaya tersebut bisa naik tergantung biaya sewa mesin, berdasarkan spesifikasi, dari pabrikan.
Rencananya, tim VR46 ARAMCO ini memakai mesin Ducati, meski belum diteken resmi. Biaya sewa mesin motor sekitar 4 juta Euro atau sekitar Rp65 miliar setahun. Sementara sasis serat karbon yang wajib dirancang sendiri menelan harga sekitar Rp 18 miliar.
Selain itu ada biaya-biaya lain seperti perangkat elektronik yang bisa mencapai 100 ribu Euro atau Rp1,7 miliar. Harga tersebut sudah termasuk sensor, kabel, dan panel.
Untuk suku cadang, secara keseluruhan yang dikeluarkan juga terhitung sangat besar. Satu musim, suku cadang seperti rem, ban, bahan bakar, pelumas, dan lain-lain bisa mencapai menghabiskan 6 juta Euro atau sekitar Rp80 miliar.
Di luar biaya teknis sepeda motor, maka sebuah tim juga harus merogoh kocek untuk membayar gaji pembalap yang dikontrak. Semakin terkenal dan hebat pembalap semakin mahal.
Tim Repsol Honda harus mengeluarkan biaya 13 juta Euro (Rp225,1 miliar) untuk menggaji Marc Marquez di tahun 2019. Sementara gaji Rossi tetap rekor tertinggi hingga saat ini, 17 juta Euro atau hampir 285 miliar rupiah.
Rossi sendiri menegaskan pembalap yang berlaga di timnya, harus alumni Akademi VR46, sekolah balap miliknya.
Di luar itu semua, ada juga biaya-biaya lain yang mesti masuk dalam pos anggaran sebuah tim. Seperti biaya perjalanan "keliling dunia" setiap balapan, biaya perbaikan akibat kecelakaan motor, termasuk pengeluaran untuk perawatan pembalap yang cedera.
Lalu ada juga biaya penyewaan truk pengangkut logistik, biaya staff, bengkel, multimedia, penginapan, kantor pusat, dan lainnya.
Maka, anggaran 300 miliar rupiah setahun merupakan angka yang normal, bahkan cenderung pas-pasan. Tentu dukungan Kerajaan Arab Saudi dan Aramco membuat dompet Rossi makin tebal. Dengan catatan, timnya mampu juara.
Mulai tahun depan, Rossi tak lagi bertaruh nyawa di sirkuit. Namun memutar otak lebih banyak di pinggir sirkuit sebagai pemilik tim.(Rio/put)
Load more