Jakarta - Pemusatan Latihan Tim nasional U-18 telah memasuki tahap ketiga, disinilah Shin Tae-yong memilih remaja-remaja terbaik bangsa untuk dipersiapkan tampil di Piala Dunia U-20 yang akan digelar pada 2023 mendatang.
Seleksi berlangsung dalam tiga periode. Di mana setiap periode melibatkan 36 pemain, tentu saja ini bukanlah akhir dari perjalanan karena bisa saja proses seleksi akan lebih panjang disesuaikan dengan kebutuhan tim pelatih.
Namun begitu, anak-anak muda yang menjalani seleksi tampak antusias dan menikmati menu latihan yang diberikan tim pelatih.
"Pastinya saya akan banyak mendapatkan pelajaran nantinya dari coach Shin selama di TC, karena dia adalah pelatih yang bisa mengalahkan Jerman di Piala Dunia 2018. Saya akan belajar disiplinnya, rasa tanggung jawab, cara bermain yang sesuai dengan permainan, saya akan minta masukan dan saran dari beliau. Terutama fisik, karena saya masih kurang disitu," ujar Hugo Samir, salah seorang pemain seperti yang dikutip dari laman pssi.org
Hugo memberikan warna tersendiri, karena ada darah Brasil di dalam tubuhnya. Remaja berusia 16 tahun ini ternyata putra dari mantan pemain Persebaya Surabaya asal Brasil, Jacksen F Tiago.
Melalui sambungan telpon, Jacksen yang akrab dipanggil Rawon atau Bigman tak bisa menyembunyikan rasa haru dan bangga melihat putra tercinta bisa dipanggil seleksi nasional. Selama ini ia tak pernah menuntut anaknya untuk bisa mengikuti jejaknya sebagai pesepakbola.
"Tapi itu semua dari dia, kalau saya hanya support. Dia dari kecil suka bola, di rumah saya mungkin ada 80-100 bola itu di tembok di rumah cuma ada bola saja. Itu dari kecil pergi ke brasil balik ke sini, dia cuma bola dan baju sepakbola. Jujur peran saya di karir dia sampai saat ini sangat kecil sekali, mungkin cuma sebagai inspiratif, tapi semua itu dari dia sendiri," kisah Jacksen kepada tvonenews.com
Menariknya, pelatih Persipura itu sempat berharap putranya lebih serius menekuni bola basket karena Hugo juga berlatih aktif di olahraga tersebut. Bahkan tadinya Hugo dijadwalkan akan menjalani latihan dengan salah satu klub basket di Jakarta, sebelum mendapat panggilan seleksi. Namun akhirnya sang penerus ternyata lebih memilih sepakbola.
Like Father Like Son
Di mata Jacksen, Hugo adalah seorang gelandang yang sangat baik, tetapi tak jarang para pelatih yang pernah menangani memintanya menjadi striker seperti halnya Jacksen. Sang Ayah memilih untuk membiarkan anaknya mengembangkan diri secara maksimal.
Di antara kesibukannya sebagai pelatih Persipura, Jacksen punya cara untuk selalu bisa mendukung karir Hugo. Salah satunya dengan membuat tantangan melalui media sosial. Jika kita intip akun instagram milik Jacksen F Tiago, ia seringkali menantang anaknya untuk menyelesaikan sebuah latihan tertentu. Lucunya, Hugo-pun kemudian juga menantang sang ayah dengan cara serupa.
"saya selalu nasehati dia, Hugo kalau kamu bisa menggunakan media sosial kamu untuk jadi inspirasi untuk jadi berkat buat orang. Kamu posting kamu olahraga latihan apa karena apa," cerita Jacksen.
"Akhirnya dia senang dan posting sendiri. Terakhirnya kita tinggal di bogor ini lingkungannya bagus untuk olahraga, saya bilang saja saya menantang kamu. (Saat itu) dia mau ke Jakarta untuk latihan basket bersama Dewa United. Saya bilang ayo biar kamu latihan di situ saya latihan di sini, saya menantang mana yang lebih jago," lanjut Bigman sambil tertawa.
Mantan striker Persebaya itu berharap putranya telah menunjukkan kemampuan terbaik. Bagi Jacksen, yang terpenting Hugo mengambil pelajaran sebanyak-banyaknya dari Shin Tae-yong dan tim pelatih Garuda Muda, karena perjalanan Hugo muda masih sangat panjang.
(Bagus/prs)
Load more