Jakarta - Kalau saja Matchroom tidak gagal dalam mengemas rancangan pertarungan Oktober 2021, maka Teofimo Lopez, juara dunia Lightweight WBC/IBF/WBO, tidak akan bertemu dengan George Kambosos, juara dunia di kelas yang sama versi WBA. Pertarungan remacth atau ulangan Lopez vs Vasiliy Lomachenko sudah terjadwal sejak sebelum laga pertama (17/10/2020) berlangsung.
Sayang, semua negosiasi kandas. Maka hak berpindah tangan ke penawar paling tinggi, Eddie Hearn dengan DAZNnya. Selain laga ulang, Lopez sendiri sesungguhnya sudah ditunggu oleh sederet penantang lainnya. Devin Haney, juara dunia regular WBC dan George Kambosos, juara dunia versi WBA dan penantang utama di IBF, sudah menunggu.
Lopez sungguh menghadapi satu dilema. Batalnya rematch dengan Lomachenko juga membawa pertengkaran kubunya dengan Bob Arum dan top Rank. Di satu sisi Lopez sadar betul yang membawanya ke panggung elit adalah promotor paling senior itu, tapi tawaran yang disodorkan hanya 1,25 juta dolar AS atau setara Rp 17,5 miliar. Sementara Triller-Fight menyodorkan angka 6 juta dolar AS atau Rp84 miliar. Selisih yang sangat jauh.
Banyak pihak menyayangkan sikap Lopez yang mata duitan. Tapi, tidak sedikit yang membelanya. Sebagai anak muda, pilihannya hengkang dianggap tepat. Meski beda kasusnya dengan Oscar De La Hoya, perginya Lopez dari top Rank, bisa dimengerti. Tinju pro adalah bisnis, dan bisnis pastilah mencari keuntungan.
Uang Bukan Segalanya
Ternyata uang bukan segalanya. Meski tawaran Triller begitu dahsyat, kendala demi kendala membentang di depan mata.
Awalnya laga akan dilakukan di tempat asal Kambosos, Australia. Tapi, pandemi Covid-19, membuat negara Kanguru itu meminta syarat yang ekstra ketat. "Ada isolasi dua minggu dan lain-lain," kata kubu Lopez.
Tapi, demi bayaran fantastis, Lopez, meski berat hati, berancang-ancang untuk masuk kesituasi yang tak mengenakan itu.
Beruntung IBF menolak rancangan itu. Maka dicarilah tempat alternatif. Arab Saudi dan Uni Emirat Arab masuk dalam daftar pemilihan tempat. Sekali lagi, persyaratan di dua negara itu, membuat langkah Triller terhenti.
Akhirnya kembali ke Amerika, negeri di mana pagelaran tinju dilakukan sepanjang hari kecuali hari Senin. New York City pun yang jadi pilihan. Anehnya tiba-tiba Triller mundur. Alasannya dengan kembali ke Amerika, banyak gagasan baru yang akan mereka kembangkan, tidak dapat berjalan. Tidak dijelaskan gagasan apa yang akan dimunculkan, tetapi Triller sudah memantapkan diri untuk balik-kanan. Bahkan mereka tak perduli meski sudah mengeluarkan dana sekitar Rp140 miliar untuk promosi awal.
Load more