Polisi Prancis Berpatroli di Pantai Tempat Para Migran Pencari Suaka Berlabuh di Wimereux, Prancis Utara.
Sumber :
  • AP

Kapal Migran Terbalik di Selat Inggris Tewaskan 31 Orang, Mendagri Prancis Darmanin: Ini Tragedi Migrasi Terbesar

Kamis, 25 November 2021 - 07:17 WIB

Calais, Prancis - Sedikitnya 31 migran tewas pada Rabu (24/11/2021) ketika kapal mereka terbalik dan tenggelam di Selat Inggris, yang oleh Menteri Dalam Negeri Prancis disebut sebagai tragedi migrasi terbesar di persimpangan berbahaya hingga saat ini. Para korban saat itu hendak menuju Inggris.

Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin mengatakan 34 orang diyakini berada di kapal itu. Pihak berwenang menemukan 31 mayat—termasuk lima wanita dan seorang gadis muda—dan dua orang yang selamat, katanya. Satu orang tampaknya masih hilang. Kebangsaan para migran itu belum diketahui.

Semakin banyak orang yang melarikan diri dari konflik atau kemiskinan di Afghanistan, Sudan, Irak, Eritrea, atau di tempat lain. Mereka mempertaruhkan perjalanan berbahaya dengan melaut menggunakan kapal kecil yang tidak layak dari Prancis. Para migran itu berharap untuk mendapatkan suaka atau menemukan peluang yang lebih baik di Inggris. Penyeberangan meningkat tiga kali lipat tahun ini dibandingkan dengan tahun 2020, dan 106 migran lainnya diselamatkan di perairan Prancis pada hari Rabu saja.

Operasi pencarian bersama Prancis-Inggris untuk para penyintas tenggelamnya kapal, dibatalkan Rabu malam. Kedua negara bekerja sama untuk membendung migrasi melintasi Selat tetapi juga saling menuduh tidak berbuat cukup—dan masalah ini sering digunakan oleh politisi di kedua belah pihak untuk mendorong agenda anti-migrasi.

"Empat tersangka penyelundup ditangkap pada Rabu karena dicurigai terkait dengan kapal yang tenggelam," kata Darmanin kepada wartawan di kota pelabuhan Calais, Prancis. Dia mengatakan dua tersangka kemudian muncul di pengadilan.

Jaksa regional membuka penyelidikan pembunuhan massal, migrasi ilegal terorganisasi, dan tuduhan lainnya setelah peristiwa tenggelam. Jaksa Lille Carole Etienne mengatakan kepada The Associated Press bahwa para pejabat masih bekerja untuk mengidentifikasi para korban dan menentukan usia dan kebangsaan mereka, dan bahwa penyelidikan mungkin melibatkan banyak negara.

“Ini adalah hari berkabung besar bagi Prancis, bagi Eropa, bagi umat manusia untuk melihat orang-orang ini mati di laut,” kata Darmanin. Dia mengecam "penyelundup kriminal" yang mendorong ribuan orang untuk mengambil risiko menyeberang.

Berita Terkait :
1
2 3 4 5 Selanjutnya
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:18
01:54
01:26
03:14
02:13
03:28
Viral