Putri Candrawathi, Irjen Ferdy Sambo, dan Brigadir J.
Sumber :
  • istimewa

Sosok Perempuan Pemberani Asal Jambi Ini Bakal Hadir Saat Pembongkaran Makam Brigadir J? Kesaksiannya Dianggap Bisa Memperjelas Kasus

Selasa, 26 Juli 2022 - 07:47 WIB

Selain bertugas sebagai tim kesehatan, TNI AL juga melaksanakan tugas di luar dari TNI AL.

"Jika ada permintaan untuk bantuan dan barang tentu hal itu memerlukan keputusan dari Panglima TNI sebagai pengguna kekuatan TNI," ujarnya.

Apabila ada permintaan bantuan dan sudah mendapat restu dari Panglima TNI, maka TNI AL akan memberikan bantuan tersebut secara profesional dan proporsional.

Dugaan Penyiksaan

Kuasa hukum keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak mengungkap temuan bukti terbaru dugaan kasus pembunuhan berencana yang terjadi di rumah singgah mantan Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo

Menurut Kamaruddin, pihaknya mengklaim telah menemukan kuku Brigadir J, ajudan istri Ferdy Sambo itu dicabut karena ada bekas sayatan.

Dia meyakini perbuatan itu dilakukan sebelum Brigadir J tewas. 

"Kukunya (Brigadir J) dicabut. Nah, kami perkirakan dia masih hidup waktu dicabut. Jadi, ada penyiksaan," ujar Kamaruddin Simanjuntak di Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Kamis (21/7/2022). 


Kuasa Hukum Keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak. (ist)

Kamaruddin menduga kejadian itu dilakukan oleh psikopat karena terjadi adanya penyiksaan tersebut. 

"Nak, saya sangat yakin betul bahwa itu ialah ulah psikopat atau penyiksaan," tambahnya. 

Menurutnya, bukti kuku dicopot tersebut merupakan temuan pihak keluarga Brigadir J. Sebab, keluarga mengambil video jenazah Brigadir J setelah tiba di Jambi. 

Selain itu, Kamaruddin mengatakan pihak keluarga merekam jenazah Brigadir J ketika meminta polisi menambahkan formalin. 

"Itu temuan kami. Jadi, ketika mereka (polisi,red) menjaga mayat itu, para wanita pemberani memohon kepada polisi supaya dilakukan penambahan formalin. Ketika saat itu, polisi keluar meninggalkan peti sehingga mereka dengan cepat membuka baju untuk merekam jenazah," jelasnya. 


Irjen Ferdy Sambo dan Brigadir J. (ist)

Namun, dia mengatakan para wanita tersebut tidak berani membuka terlalu lama jenazah tersebut. Sebab, ada ketakutan dari pihak keluarga jika ketahuan polisi. 

Kamaruddin menyebutkan para wanita itu langsung mengirim video tersebut sebelum diperiksa polisi yang menjaga jenazah Brigadir J. 

"Mereka dengan cepat membuka bajunya sampai dengan ke celananya, kecuali itu bagian alat vital nggak sempat lalu langsung foto dan video sampai kaki. Jadi, mereka buru-buru kemudian setelah kuasa diberikan langsung dikirim kepada saya," katanya.

Brigadir J Anggap Irjen Ferdy Sambo Seperti Bapak Sendiri

Pengacara keluarga almarhum Brigadir Yoshua alias Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak mengungkap cerita almarhum yang mengaku selalu mengormati keluarga Irjen Ferdy Sambo. Pihak keluarga merasa disudutkan soal tuduhan Brigadir J melecehkan istri Ferdy Sambo yang berbuntut kasus baku tembak sesama polisi di rumah singgah mantan Kadiv Propam tersebut. 

Sebelumnya, Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan mengungkapkan Brigadir J diduga tewas karena ketahuan ingin melecehkan istri Irjen Ferdy Sambo. 

Padahal, Kamaruddin mengatakan bahwa Brigadir J kerap bercerita kepada keluarganya tentang Ferdy Sambo dan istrinya adalah sosok orang tua yang baik. 


Irjen Ferdy Sambo dan Brigadir J. (ist)

"Karo Penmas Polri merilis berita yang sangat tendensius dan menyudutkan almarhum (Brigadir J,red) yang sudah tidak bisa membela diri. Dikatakan dia melakukan dugaan pelecehan kepada ibu yang sangat dihormatinya, yakni istri Ferdy Sambo," ujar Kamaruddin Simanjuntak di Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Kamis (21/7/2022). 

Kamaruddin menjelaskan, Brigadir J sangat menghormati keluarga Irjen Ferdy Sambo lebih dari sekadar atasannya. Pengakuan itu kerap dia ceritakan kepada orang tuanya. 

Oleh karena itu, dia merasa ada yang aneh terkait penjelasan Polri terkait tewasnya Brigadir J. 

"Dia menganggap Ferdy Sambo sebagai bapaknya demikian juga istrinya sebagai ibunya sendiri. Brigadir J cerita kepada orang tuanya bahwa mereka ini orang-orang baik, tapi ada berita yang berkembang masih menyudutkan putera klien kami," jelasnya. 


Irjen Ferdy Sambo dan sang istri, Putri Candrawathi. (ist)

Selain itu, Kamaruddin meminta autopsi ulang terhadap Brigadir J dengan melibatkan pihak dokter ahli forensik di luar Polri. 

Menurut dia, pihaknya mengusulkan tim khusus (timsus) independen guna melakukan autopsi ulang atau ekshumasi. 

"Kami menolak tegas hasil visum pertama dari RS Polri. Jadi, perlu ada tim khusus yang melibatkan dokter-dokter forensik gabungan dari RSPAD, RSAL, RSAU, RSCM, dan salah satu RS swasta nasional," katanya.

Keluarga Terus Melawan

Drama kasus 'kematian sang ajudan', yakni seorang anggota polisi bernama Yosua Nofryansah Hutabarat alias Brigadir Yosua atau Brigadir J terus berlanjut.

Kini, tim kuasa hukum keluarga Brigadir J mengungkap komunikasi terakhir antara Brigadir J dengan keluarga, baik melalui telepon maupun WhatsApp grup keluarga yang terjadi 7 jam sebelum baku tembak dilaporkan, terjadi pukul 17.00 WIB.


Sosok Brigadir Yosua atau Brigadir J, ajudan istri Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi. (ist)

Adapun Kamaruddin Simanjuntak, koordinator tim kuasa hukum keluarga Brigadir J, ditemui setelah membuat laporan di Bareskrim Polri, Jakarta, Senin (18/7/2022), mengatakan, percakapan antara Brigadir J dan keluarganya terjadi Jumat (8/7/2022) sekitar pukul 10.00 WIB.

“Pukul 10.00 WIB dia (Brigadir J) masih aktif berkomunikasi melalui telepon dan melalui WhatsApp (WA) kepada orangtuanya, khususnya melalui (grup) WA keluarga,” kata Kamaruddin.

Dalam komunikasi tersebut, kata Kamaruddin, Brigadir J menyampaikan informasi kepada keluarganya akan mengawal keluarga atasannya (Irjen Polisi Ferdy Sambo) kembali ke Jakarta.

Dengan asumsi perjalanan memakan waktu selama 7 jam maka Brigadir J meminta izin keluarganya untuk tidak menghubungi saat bertugas.

Saat komunikasi itu terjadi, Brigadir J sedang berada di Magelang, sedangkan orangtua, kakak, dan adiknya sedang berada di Balige, Sumatera Utara, dalam rangka ziarah.

“Jadi percakapan terakhir di Balige, Sumatera Utara, dengan korban (Brigadir J) di Magelang,” katanya.

Kamaruddin juga mengatakan dalam komunikasi terakhir itu, Brigadir J mengatakan setelah pukul 10 dirinya akan mengawal keluarga Ferdy Sambo sehingga meminta tidak menghubungi selama berdinas.

“Jadi tidak etis seorang ajudan mengawal pimpinan masih WA dan telepon-telepon, jadi diminta 7 jam jangan diganggu dulu,” ujarnya.

Setelah tujuh jam berlalu, lanjut Kamaruddin, orangtua Brigadir J mencoba menghubungi anaknya melalui sambungan telepon namun tidak bisa.

Begitu juga lewat pesan WhatsApp, ternyata sudah diblokir, termasuk nomor kakak dan adiknya juga sudah terblokir, begitu juga dengan WhatsApp grup keluarga.

Dugaan Peretasan

Berita Terkait :
1
2
3 4 5 Selanjutnya
Topik Terkait
Saksikan Juga
03:15
01:19
06:20
02:53
02:49
02:12
Viral