Ilustrasi - Boneka-boneka kecil terlihat di depan logo Facebook yang diambil sebagai foto bertanggal 4 Oktober 2021..
Sumber :
  • (REUTERS/Dado Ruvic/Illustration)

Facebook, Rohingya, dan Perang Melawan Ujaran Kebencian

Kamis, 9 Desember 2021 - 12:21 WIB

Jadi Referensi Dunia

Facebook yang mulai hadir di Myanmar pada 2011 dan kemudian menjadi platform media sosial utama di sana, dituding enggan menutup akun, laman dan unggahan yang menghasut kekerasan atau ujaran kebencian yang menjadi prolog bagi persekusi warga Rohingya.

Penggugat juga menilai FB tidak agresif mengingatkan orang mengenai bahaya misinformasi online dan akun palsu yang biasa digunakan junta militer Myanmar guna menyudutkan etnis Rohingya untuk kemudian menjadi jalan bagi terjadinya pembersihan etnis minoritas ini.

Facebook juga dianggap sebenarnya tahu bahwa dengan memberikan reward kepada pengguna karena telah mengunggah konten berbahaya dan membiarkan berkecambahnya akun-akun palsu buatan junta Myanmar, akan meradikalisasi penggunanya.

Menghadapi semakin kencangnya tudingan ini, FB lalu memblokir semua laman dan akun bisnis serta siapa pun yang terkait junta militer Myanmar, bahkan diperluas kepada institusi militer negara itu.

Perusahaan-perusahaan milik junta tak hanya berperan dalam mendanai kampanye anti-Rohingnya, namun juga dalam memberangus pendukung Aung San Suu Kyi yang dikudeta awal Februari lalu yang disusul oleh penumpasan berdarah terhadap para pendukung demokrasi.

Tetapi akhir Februari itu tak lama setelah kudeta tersebut, Facebook menghapus semua akun terkait militer Myanmar dengan alasan telah dipakai junta untuk menumpas demonstran anti-kudeta. FB juga terus meningkatkan pengawasan konten baik dengan melibatkan kecerdasan buatan maupun merekrut tenaga-tenaga kompeten dalam memerangi ujaran kebencian, hoaks, dan misinformasi.

Berita Terkait :
1 2
3
4 5 Selanjutnya
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:23
01:35
01:45
01:54
01:47
15:24
Viral