Tak Terhindarkan, Bentrokan Polisi dan Pendemo Minsk Pasca Pilpres Belarus | tvOne

Selasa, 11 Agustus 2020 - 10:25 WIB

KABAR PAGI - Polisi dan pengunjuk rasa bentrok di kota Minsk, Belarusia. Bentrok terjadi setelah pemimpin otoriter Alexander Lukashenko diperkirakan akan menang dalam pemilu presiden.

Bentrok antara polisi dan pengunjuk rasa terjadi setelah pria yang dijuluki 'Diktator Terakhir Eropa' diperkirakan menang besar dalam pemilihan umum yang berlangsung belum lama ini.

Ribuan orang berkumpul di sekitar monumen. Polisi yang bersenjatakan granat kejut dan meriam air berupaya membubarkan massa.

Bentrok antar aparat dan masyarakat juga dilaporkan merembet ke kota-kota lain di Belarusia. Hingga kini belum diketahui secara pasti berapa orang yang tertangkap. Namun kelompok HAM setempat meyakini sudah ada ratusan orang yang ditangkap.

Selain itu belum ada juga laporan mengenai jumlah luka-luka dan korban jiwa dalam demonstrasi tersebut.

Sebelumnya Lukashenko menegaskan tidak akan memberikan toleransi kepada para pengunjuk rasa dan memperingatkan bahwa polisi akan bertindak tegas kepada demonstran.

Lukashenko yang berkuasa sejak 1994 juga melakukan penggerebekan kepada kelompok aktivis dan jurnalis.

Beberapa jajak pendapat dan komisi pemilu menyebutkan Lukashenko unggul hampir 90 persen dari total perolehan suara. Sedangkan satu-satunya kandidat oposisi yang menantang Lukashenko dengan serius, Svetlana Tikhanovskaya, hanya mendapatkan suara 6,8 persen.

Svetlana menolak mengakui hasil pemilu tersebut dan mengatakan bahwa dirinyalah pemenang pilpres Belarusia. 

Patut diketahui bahwa wanita mantan guru ini memasuki laga politik nasional Belarusia untuk menggantikan suaminya yang ditahan polisi dan berhasil mengumpulkan suara oposisi.

Ada pun komunitas internasional memiliki tanggapan yang beragam terkait hasil Pilpres Belarusia. Negara seperti Rusia, China, Kazakhstan, Uzbekistan, Moldova, dan Azerbaijan mendukung keputusan tersebut. Sementara Jerman dan Amerika Serikat meragukan dan prihatin terhadap hasil pemilu itu.

Pada hari pemungutan suara, internet mulai mengalami gangguan koneksi hingga berita ini dikabarkan. Pendulung oposisi mengatakan hal ini akan mempersulit pihaknya untuk mengumpulkan dan membagikan bukti-bukti kecurangan yang dilakukan Lukashenko.

Kemarahan masyarakat Belarusia kepada Lukashenko sebagian dikarenakan respons Lukashenko yang terlalu menggampangkan COVID-19. Lukashenko sempat berseloroh dengan menyarankan mansyarakat untuk meminum vodka dan bersauna untuk melawan virus Corona.


(Lihat juga: Ricuh! Demo Pasca Ledakan Beirut, Massa Bakar Truk dan Lempari Batu ke Aparat)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:02
00:54
07:24
07:59
06:48
02:28
Viral