'Manuver' Ahok di Pertamina | Laporan Utama tvOne

Kamis, 24 September 2020 - 17:27 WIB

Jakarta – Komisaris Utama Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok membongkar sejumlah permasalahan yang terjadi di dalam tubuh Pertamina. Ahok mengungkapkan “borok” di perusahaan milik negara itu dengan cara “curhat” melalui dialog virtual bersama Warga Negara Indonesia di Amerika Serikat dalam sebuah kanal Youtube. Apa makna dan tujuan Ahok blak-blakan tentang masalah internal di “dapurnya sendiri”? Apakah Mantan Gubernur DKI Jakarta itu memiliki manuver tersendiri?

Curhatan Ahok di youtube sontak menjadi viral di jagat maya. Dia pun membeberkan persoalan yang dihadapi Pertamina mulai dari urusan gaji, hingga tata kelola perusahaan yang tidak efisien.

“Mereka bikin gaji pokoknya gede-gede semua, jadi bayangin orang kerja sekian tahun gaji pokoknya 75 juta, dicopot gak ada kerjaan pun dibayar segitu. Gila aja nih! Terus alasan bisa dituntut. Nah itu yang kita lagi ubah, sistem itu,” ujar pria yang juga disapa BTP ini.

Ahok juga mengaku sedang menerapkan sistem transparan di perusahaan minyak dan gas itu.

“Tentu kita lagi ubah juga sekarang kita kerjakan transparansi. Hampir semua berita lelang ada di website, makanya kita mesti ngancem pecat meraka. Lu kalau jadi bupati gubernur saya pecat langsung, dari lurah sampai atas kalau kamu gak bener saya pecat. Di sini (Pertamina) disuruh pecat, direktur utama dan SDM ngeyel nggak mau pecat langsung,” katanya lagi.

Ahok tetap optimistis bisa membawa perubahan untuk Pertamina.

“Yah itu dalam konsep pemikiran yang kita bawa, mudah-mudahan belum dipecat aja gitu loh. Karena mereka sudah menganggap saya ini membuat kegaduhan. Jadi pertamina ini terlalu besar, terlalu banyak maunya, mungkin cucu-cicit  perusahaan itu canggah ini bisa seenaknya bagi bonus tanpa perlu minta izin dewan komisaris,” tuturnya.

Beragam tanggapan pun bermunculan. Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Aria Bima, mempertanyakan mengapa Ahok membongkar masalah di "dapurnya" sendiri? 

“Mengenai substansi yang disampaikan beberapa hal yang terkait dengan uneg-unegnya dia yang dia tumpahkan ke publik lewat youtube, ini jelas—tempatnya salah. Mekanismenya salah. Etika pejabat publik tidak bisa dibenarkan. Mengenai kontennya saya kira silakan, kalau itu harus dibicarakan di dalam internal Pertamina dengan forum-forum yang ada.”

Sementara Vice President Corporate Communication PT Pertamina, Fajriyah Usman, mengatakan Direksi telah berkomunikasi dengan Basuki. Dewan Direksi dan Dewan Komisaris sepakat mewujudkan tata kelola yang lebih baik.

“Pak Basuki dalam hal ini ya memang itu menjadi fokus juga dari manajemen untuk kita lakukan pembenahan. Kemudian channel-channel komunikasi dan juga koordinasi pasti selalu disampaikan oleh direksi. Pada dasarnya direksi dan dewan komisaris ini on the same board. Saya lihatnya seperti itu. Kita sama-sama berharap Pertamina ini ke depannya bisa mewujudkan aspirasi stake holders, dengan tata kelola yang lebih baik. Kita ingin Pertamina terus tumbuh jadi kebanggaan nasional dan sebagainya. Kemudian untuk hal-hal yang bersifat corporate action ini pasti dilakukan manajemen dalam rangka pertumbuhan perusahaan dan juga sebagai peran Pertamina untuk memastikan ketahanan energi nasional,” kata Fajriyah.

Sementara pengamat Minyak dan Gas, Yusri Usman, menilai kritik pedas pada Pertamina merupakan cara Ahok untuk melecut perusahaan negara itu menjadi lebih baik.

“Ada yang menyayangkan sikap Ahok itu dianggap tidak etis, membuka apa yang seharusnya itu di belakang panggung di suatu korporasi bisa ditampilkan di depan tetapi publik malah ingin sikap Ahok itu ditindaklanjuti. Artinya jadi dikoreksi, introspeksi, baik ke internal Pertamina maupun Kementerian BUMN untuk melakukan perubahan agar perusahaan Pertamina ini bisa semakin baik tidak seperti yang kemarin di semester I publik dikagetkan dengan adanya kerugian sampai 11 triliun lebih. Loh kok bisa terjadi begitu? Sementara harga minyak sepeser pun tidak turun kan begitu,” kata Yusri.

Sementara Kementerian BUMN mempersilakan Komisaris Utama dan Direksi berkomunikasi untuk menyelesaikan urusan internalnya.

“Tentunya itu urusan internalnya Pertamina, kita memberikan ruang-ruang bagi komisaris dan direksi untuk melakukan komunikasi. Jadi kita sih meminta mereka untuk melakukan komunikasi dengan baik antara komisaris dengan direksi lah. Kemudian juga di samping itu soal komisaris di BUMN ya semuanya berasal dari Kementerian BUMN,” ujar Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga.

Pengamat politik Adi Prayitno mengatakan ada makna lain dari manuver Ahok dengan membuka “isi” Pertamina.

“Ahok ini hanya ingin menjelaskan kepada publik bahwa soal kerugian Pertamina saat ini bukan tanggung jawab dirinya. Tapi adalah satu sistem yang memang sejak lama ada di Pertamina yang susah untuk dibongkar. Intinya itu sebenarnya yang secara politik bisa kita tangkap. Nggak mau Ahok disalahkan dalam soal bagaimana Pertamina ini merugi. Ahok juga tidak mau disalahkan kenapa misalnya Pertamina ini tidak pernah untung. Padahal Ahok dulu waktu gabung Pertamina penuh sanjung puji, penuh tepuk tangan, merem pun Ahok akan untung. Itu yang sebenarnya beban untuk Ahok secara tidak langsung. Ketika Pertamina rugi triliunan rupiah, Ahok tentu panik dong. Orang yang selama ini penuh sanjung puji nyatanya masuk Pertamina juga tidak bisa berbuat apa-apa,” kata Adi.

Ia juga menilai Ahok perlu mengubah pola komunikasinya.

“ Kalau memang sistem yang ada di Pertamina, penyakit-penyakitnya sudah mulai kelihatan cukup sampaikan kepada Presiden Jokowi apa yang harus dibenahi toh Ahok selama ini cukup berteman baik dengan Presiden. Urusan selesai, tidak perlu ngomong ke media. Yang justru ini akan kontraproduktif terhadap konsolidasi pemerintah yang saat ini sedang fokus menangani pemberdayaan ekonomi, pertumbuhan ekonomi di tengah pandemik.” (act)

(Lihat juga: AHOK KRITIK PERTAMINA, SOAL TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG DIANGGAP TIDAK EFISIEN)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:35
03:20
01:47
02:02
00:54
07:24
Viral