Polisi Gelar Prarekonstruksi Kasus Pelecehan dan Pemerasan Saat Rapid Test di Bandara Soetta | tvOne

Senin, 28 September 2020 - 13:21 WIB

Tangerang,- Jajaran penyidik Polresta Bandara Soekarno Hatta melalukan pra rekontruksi di terminal tiga bandara internasional Soekarno Hatta. Pra rekontruksi digelar guna memberikan gambaran  awal kasus pemerasan dan pelecehan seksual yang terjadi di bandara Soekarno Hatta.

Penyidik polresta bandara Soekarno Hatta, Minggu 27 September 2020 kemarin, melakukan pra rekontruksi kasus dugaan pelecehan dan pemerasan terhadap salah satu penumpang pesawat di bandara Soekarno Hatta.

Prarekontruksi dilakukan mendekati kejadian yang sebenarnya, sejak korban tiba di pintu keberangkatan, di ruang rapid test, serta pra rekontruksi korban dan tersangka saat melakukan komunikasi serta permintaan uang hingga terjadinya pelecehan.

“Proses penyidikan masih terus berlangsung, kami juga masih mendalami apakah ada korban yang lain, baik dengan tersangka yang sama atau tersangka lain,” kata Kasat Reskrim Polres Bandara Soekarno Hatta, Kompol Alexander Yurikho.

Yurikho juga mengatakan penyidik sudah berkoordinasi dengan komnas perempuan serta pemerhati anak dan wanita dalam pengungkapan kasus ini.

Sebelumnya, penyidik Polresta Bandara Soekarno Hatta menahan EFY, tenaga medis kimia farma diagnostika, guna memudahkan proses penyidikan dan memintai keterangan pelaku.

Polisi akan menjerat pelaku dengan pasal berlapis yakni pasal 289 KUHP tentang pencabulan dan atau pasal 378 KUHP tentang penipuan, dan atau pasal 268 KUHP tentang pemerasan, dengan acaman hukuman maksimal sembilan tahun penjara.

Kasus pelecehan seksual dan pemerasan ini berawal dari adanya sebuah thread twitter yang viral. Sebuah akun @listongs menceritakan secara rinci soal dirinya menjadi korban oleh oknum dokter saat menjalani rapid test di Terminal 3.

Dalam cuitannya, @listongs menjelaskan, kejadian bermula saat dirinya akan menempuh perjalanan udara menuju Nias, lewat Bandara Soetta pada 13 September 2020. Sesuai protokol kesehatan, calon penumpang diwajibkan menjalani tes untuk mendapatkan surat keterangan diizinkan terbang.

Saat rapid test, @listongs ditangani oleh 1 dokter dan 2 petugas. Dan hasilnya reaktif. Karena terlihat panik, seorang oknum dokter menawarkan untuk mengganti hasil tes menjadi non-reaktif agar dirinya bisa tetap melanjutkan perjalanan.

Tawaran itu pun lalu disambut oleh Lis dengan melakukan tes rapid ulang. Dan betul saja, hasilnya non-reaktif.

Tak berapa lama hasil keluar, oknum Dokter itu kembali menghampiri korban untuk meminta imbalan sejumlah uang. Bukti transferan untuk oknum dokter itu diunggah di halaman twitter Lis.  Lis juga menceritakan, dirinya mengalami pelecehan seksual. (ito)

(Lihat Juga: Pelimpahan berkas Djoko Tjandra tiga tersangka diserahkan Bareskrim ke Kejari)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
08:21
03:43
06:21
13:18
01:24
01:09
Viral