Soal Penangkapan Perusuh Demo UU Ciptaker, Polisi: 75-80% Pelajar Sekolah | tvOne

Rabu, 14 Oktober 2020 - 12:31 WIB

Jakarta – Polda Metro Jaya menangkap sedikitnya 1.377 orang sebelum hingga setelah unjuk rasa tolak Undang-undang Cipta Kerja (UU Ciptaker) yang berlangsung Selasa, 13 Oktober 2020. Mereka diduga hendak berbuat rusuh. Yang mengejutkan adalah, 75-80 persen orang yang ditangkap merupakan anak-anak berstatus pelajar. Bahkan lima orang di antaranya masih duduk di Sekolah Dasar (SD).

“Anak-anak ini memang niatnya untuk melakukan perusuhan. Rata-rata anak sekolah dan pengangguran, yang datang dari tiga jurusan baik itu dari Jawa Barat melalui Bekasi kemudian juga lewat dari Bogor, Depok, dan yang dari Banten melalui Tangerang ini sudah kita amankan cukup banyak,” kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus di Jakarta, Rabu (14/10).

Menurut Yusri, total hampir 900 anak ikut demonstrasi. Lima anak SD yang ingin ikut unjuk rasa berusia sekitar 9-10 tahun. Ketika mereka diinterogasi, sebagian besar menjawab ikut aksi karena adanya undangan di media sosial.

“Saya diundang dan diajak untuk melakukan perusuhan,” kata Yusri meniru jawaban anak-anak itu.

Yusri mengatakan, ketika orang-orang yang diamankan digeledah, polisi mendapati beberapa di antaranya membawa ketapel, batu, bahkan ada yang membawa golok.

Untuk anak-anak, hari ini sebagian besar telah dipulangkan. Yang menjemput mereka haruslah orang tuanya. Para remaja itu akan menuliskan surat pernyataan yang akan dilaporkan ke sekolah masing-masing dan dinas pendidikan.

“Kasihan anak-anak kita ini generasi bangsa kita ini diajak untuk berbuat hal-hal yang tidak pada tempatnya untuk melakukan anarkis.

Kabid Humas mengungkapkan adanya modus anarkistis yang berlangsung di akhir setiap unjuk rasa. Seperti yang terjadi pada Kamis (8/10) dan Selasa kemarin.

“Ini modus yang dia lakukan, setelah unjuk rasa yang sebenarnya, pasti di akhir—selesai unjuk rasa tersebut—pasti akan ada oknum-oknum para perusuh yang memang mau melaksanakan kegiatan anarkis dan itu pun terjadi kemarin.

Yusri juga mengatakan saat ini kepolisian tengah mendalami adanya penyokong di balik aksi demonstrasi menolak UU Ciptaker.

“Ini yang masih kita dalami. Tapi memang dropping makanannya ada. Ada kendaraan-kendaraan kita deteksi. Ini modus baru lagi sekarang nih. Menggunakan ambulans yang bebas bergerak ini. Ada juga yang menggunakan kendaraan pribadi yang sudah kita deteksi, ini makanya kita lakukan pendalaman. Mereka menyiapkan makanan-makanannya. Bahkan ada juga indikasi menyiapkan alat-alat batu untuk melakukan demonstrasi pelemparan-pelemparan itu,” ujarnya. (act)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
00:49
01:46
04:06
01:58
01:04
09:13
Viral