Macron Hina Nabi Muhammad, Presiden Turki Erdogan Serukan Biokot Produk Prancis

Selasa, 27 Oktober 2020 - 15:35 WIB

Ankara, Turki – Presiden Prancis, Emmanuel Macron membela penerbitan kartun Nabi Muhammad dengan alasan kebebasan berekspresi mendapat kecaman dari sejumlah negara yang mayoritas penduduknya muslim. Macron dianggap telah  menghina Nabi Muhammad.  Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyerukan kepada rakyatnya untuk memboikot produk Prancis serta mendesak pemimpin Uni Eropa untuk menghentikan agenda "anti-Islam" yang dilontarkan Presiden Prancis.

"Seperti mereka yang mengatakan 'jangan membeli barang bermerek Turki' di Prancis, saya juga menyerukan kepada seluruh warga di sini agar tidak pernah membantu merek-merek Prancis ataupun membelinya," ujar Erdogan.

Prancis adalah negara pengimpor terbesar ke-10 bagi Turki, dan pasar terbesar ke-7 untuk produk ekspor Turki, menurut lembaga statistik Turki. Produk otomotif Prancis adalah salah satu yang mempunyai nilai penjualan mobil tinggi di Turki.

Sebelumnya pada Sabtu, 24 Oktober 2020, Erdogan menyebut Macron mempunyai masalah dengan umat Muslim dan perlu melakukan pemeriksaan mental sebagai tanggapan atas pidato Macron yang dianggap menyuburkan Islamofobia.

Komentar tersebut membuat Prancis menarik duta besar mereka dari Ankara. Namun Erdogan kembali mengeluarkan komentar serupa pada Minggu (25/10) dan Senin (26/10).

Dalam pidatonya, Macron berjanji untuk memerangi "separatisme Islam", dengan menyebutnya mengancam untuk mengambil alih sejumlah komunitas Muslim di Prancis.

Ucapan Macron itu terkait dengan kasus pemenggalan seorang guru di Prancis oleh pemuda 18 tahun, setelah guru tersebut menunjukkan karikatur Nabi Muhammad kepada murid-murid di kelasnya atas dasar kebebasan berekspresi negara itu.

Lebih lanjut, para pemimpin Uni Eropa harus mengambil langkah untuk mengakhiri agenda "anti-Islam" yang dijalankan Macron, kata Erdogan dalam pidato yang sama dalam rangka memperingati kelahiran Nabi Muhammad.

Pemboikotan produk asal Prancis juga dilakukan di Kuwait. Sejumlah supermarket di sana mengosongkan rak-rak mereka dari barang-barang yang berasal dari Prancis. Hal ini juga dilakukan di beberapa negara di Timur Tengah.

Sementara Sekjen Majelis Ulama Indonesia Anwar Abbas mengatakan tidak setuju dengan pernyataan Islamophobia oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron yang menyebut penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW sebagai bentuk kebebasan berekspresi, padahal sejatinya kebebasan ada batasnya.

"Kebebasan ada batasnya. Kita memang bebas untuk berbicara dan berekspresi tapi kita tidak boleh mempergunakan kebebasan tersebut untuk menghina dan merendahkan orang lain apalagi agamanya," kata Buya Anwar saat dihubungi dari Jakarta, Senin (26/10).

Ia mengatakan bagi umat Islam jika ada individu menghina dan merendahkan Nabi Muhammad SAW maka tentu tidak akan tinggal diam. Berbagai reaksi akan terjadi bahkan bisa menuju kekerasan. (act/ant)

(Lihat juga: KECAM TINDAKAN MACRON, MAJELIS NASIONAL PAKISTAN DESAK PEMERINTAH TARIK UTUSAN NEGARA)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:13
01:07
03:09
04:29
01:56
01:27
Viral