Dramatis! Proses Evakuasi Korban Tewas Tertimbun Longsor | tvOne

Rabu, 18 November 2020 - 09:17 WIB

Banyumas, Jawa Tengah – Dua orang tewas tertimbun tanah akibat longsor yang terjadi di Desa Banjarpenepen dan Desa Bogangin, Kecamatan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas, Selasa, 17 November 2020. Proses evakuasi jasad para korban berlangsung dramatis.

Jasad Wagiyah (38) berhasil dikeluarkan dari tanah yang menimbun tempat tinggalnya di Desa Banjarpenepen. Tanah yang menutupi rumah korban sedemikian tebal sehingga proses pencarian korban tidak mudah. Tiga anggota keluarga Wagiati masih belum ditemukan.

Kepala Desa Banjarpanepen Mujiono mengatakan bahwa bencana tanah longsor di wilayahnya terjadi sekitar pukul 03.00 WIB akibat hujan lebat yang terjadi sejak Senin (16/11) pukul 23.00 WIB.

"Akibat hujan lebat tersebut, tebing setinggi 50 meter longsor dan mengenai tiga rumah warga, satu rumah di antaranya hancur, sedangkan dua rumah lainnya tertimbun longsoran," katanya.

Mujiono menjelaskan, bencana yang terjadi saat warga masih tidur malam itu.

Tiga orang yang masih dicari yakni Basuki (52) beserta dua anaknya.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mencatat, hujan deras sejak Senin malam hingga Selasa dini hari mengakibatkan tanah longsor di sejumlah titik di Kabupaten Banyumas. Yakni Kecamatan Sumpiuh, Kecamatan Gumelar, Kecamatan Lumbir, Kecamatan Purwojati, Kecamatan Kebasen, dan Kecamatan Ajibarang.

"Di Ajibarang juga ada yang harus direlokasi, sedangkan di Kecamatan Karanglewas ada jembatan yang putus," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Banyumas Titik Puji Astuti.

Sementara itu, ratusan rumah warga di Desa Prembun, Kecamatan Tambak, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, terendam banjir. Hujan pada Senin malam mengakibatkan Saluran Induk Gambarsari meluap.

"Banjir di Prembun sebenarnya rutin terjadi setiap tahun, apalagi pas curah hujan tinggi di antara bulan November, Desember, dan Januari. Tapi ini baru awal musim hujan sudah dua kali kebanjiran, ini belum puncaknya musim hujan," kata Kepala Desa Prembun Mashudi.

Ia mengakui banjir kali ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan banjir yang terjadi pada akhir bulan Oktober karena saat itu airnya tidak sampai masuk ke dalam Kantor Desa Prembun.

"Saat banjir yang terjadi pada akhir bulan Oktober, ada 82 rumah yang kemasukan air. Kalau sekarang ada sekitar 200 rumah, termasuk kantor desa," katanya. (act/ant)

(Lihat juga: DISAPU ANGIN PUTING BELIUNG, PULUHAN RUMAH DI BOGOR RUSAK)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:59
02:00
01:32
25:54
04:20
02:33
Viral