Ricuh! Aksi Unjuk Rasa Tolak HRS di Surabaya, Massa Bentrok Saat Pasang Spanduk Penolakan | tvOne

Selasa, 24 November 2020 - 19:18 WIB

Surabaya, Jawa Timur – Aksi unjuk rasa menolak organisasi massa Front Pembela Islam (FPI) dan pimpinannya Habib Rizieq Shihab (HRS) berujung ricuh. Bentrokan terjadi sesaat setelah massa dari Arek Suroboyo Tolak FPI memasang spanduk penolakan di pagar duri area Taman Apsari, Surabaya, Selasa, 24 November 2020. Tiba-tiba sekelompok orang tak dikenal datang dan mencopot spanduk tersebut. Kedua kelompok ini pun saling pukul.

Kericuhan ini terjadi di depan Gedung Negara Grahadi, Surabaya.

Masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Cinta NKRI menolak kedatangan Rizieq Shihab karena menilai FPI sebagai ormas yang radikal. Pendemo juga menganggap FPI sebagai organisasi pemecah belah bangsa.

Para pengunjuk rasa tak mau HRS dan kelompoknya datang ke Jawa Timur demi menjaga stabilitas keamanan serta mencegah kerumunan yang dapat memperburuk keadaan di masa pandemi Covid-19. Massa bahkan mengancam mengadang rombongan Rizieq di Bandara jika Imam Besar FPI tersebut datang ke Surabaya.

Penolak HRS juga berdemonstrasi di Monumen Titik Nol, Jalan Pahlawan, Surabaya. Ada sekitar seratus santri dan pendekar dari Perguruan Pencak Silat di Surabaya yang turut menolak kedatangan Rizieq. Tak hanya itu, para pendemo juga menuntut pemerintah membubarkan FPI.

Saat ini Rizieq Shihab tersandung masalah karena mengadakan kegiatan yang mengakibatkan kerumunan di masa pandemi.

Polri telah memanggil sejumlah orang untuk dimintai keterangan. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bahkan telah memenuhi panggilan polisi untuk klarifikasi masalah kerumunan di Petamburan, Jakarta Pusat dan Megamendung, Bogor, Jawa Barat yang melibatkan HRS.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divhumas Polri Brigjen Pol. Awi Setiyono mengatakan penyidik saat ini sedang mengevaluasi hasil klarifikasi para saksi terkait dengan kasus pelanggaran protokol kesehatan dalam kerumunan massa yang dihadiri Imam Besar Front Pembela Islam Rizieq Shihab.

"Untuk saat ini penyidik sedang mengevaluasi terkait hasil klarifikasi," kata Brigjen Pol. Awi di Kantor Bareskrim Polri, Jakarta, Selasa.

Selain itu, penyidik juga masih mengumpulkan barang bukti dan menganalisis hasil digital forensik. Hal ini untuk mempersiapkan tahap selanjutnya, yakni gelar perkara.

"Hal tersebut harus dikerjakan (untuk) gelar atau ekspos di depan jaksa penuntut umum," katanya.

Awi mengatakan bahwa penyidik mendalami seluruh penyelidikan kerumunan massa Rizieq.

"Karena prosesnya itu berturut-turut mulai dari Bandara (Soetta), di Petamburan, lalu Megamendung sehingga (pemeriksaan) pelanggaran protokol kesehatan dibuatkan tim gabungan. Pada intinya Mabes Polri membantu, tidak ada tumpang-tindih," ujar jenderal bintang satu itu.

Kerumunan di Petamburan terjadi pada hari Sabtu (14/11), yakni dalam acara pernikahan anak Rizieq dan Maulid Nabi.

Sementara itu, kerumunan di Megamendung, Bogor, Jawa Barat, yaitu ketika Rizieq menghadiri acara peletakan batu pertama dan tablig akbar di sebuah pesantren.

Kasus kerumunan ini berujung pada Kapolda Metro Jaya Irjen Pol. Nana Sudjana dan Kapolda Jawa Barat Irjen Pol. Rudy Sufahriadi dimutasi dari jabatannya karena dianggap tidak mampu menegakkan protokol kesehatan di wilayah hukumnya. (act/ant)

(Lihat juga: BUNTUT KERUMUNAN MASSA HRS | CATATAN SEPEKAN TVONE)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
00:49
01:46
04:06
01:58
01:04
09:13
Viral