KBRI Inggris Ungkap Penyebab Meninggalnya Pangeran Philip | tvOne

Jumat, 9 April 2021 - 21:41 WIB

London, Inggris – Pangeran Philip, suami dari Ratu Inggris Elizabeth II wafat di usia 99 tahun. Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di London menyatakan ungkapan turut berduka cita dengan mengibarkan bendera setengah tiap. Belum ada keterangan resmi dari pihak Kerajaan Inggris mengenai penyebab meninggalnya Pangeran Philip. Namun, Juru Bicara KBRI di London, Hartoyo Harkomoyo mengungkapkan apa yang terjadi sebelum Pangeran Philip meninggal dunia.

“Dalam satu bulan terakhir Pangeran Philip dirawat di rumah sakit karena kondisi kesehatan dan kabar meninggalnya ini kami peroleh pada pukul 12 waktu London dari sejumlah kanal resmi The Royal Family,” kata Hartoyo kepada Windi Wellingtonia dalam program Kabar Utama, Jumat malam, 9 April 2021.

Hartoyo juga mengungkapkan bahwa kepergian suami Ratu Elizabeth itu menyisakan duka mendalam bagi warga Inggris.

“Kalau melihat dari sejumlah media dan media sosial, ungkapan duka cita banyak diungkapkan terutama di media sosial. Kami juga memantau beberapa warga mendatangi Windsor Castle untuk meletakkan karangan bunga. Ini tentu menjadi kehilangan besar bagi warga karena Prince Philip merupakan tokoh penting dalam kerajaan yang dapat memberikan keseimbangan dan kebanggaan nasional dan menjadi sosok inspirasi bagi lintas generasi,” ujar Hartoyo.

KBRI di London juga telah berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI di Jakarta untuk ucapkan surat belasungkawa secara resmi dari Presiden Joko Widodo untuk Ratu Elizabeth II.

Tak Ada Upacara Kenegaraan Pemakaman Pangeran Philip

Mendiang suami Ratu Inggris Elizabeth, Pangeran Philip, tidak akan dimakamkan dengan upacara kenegaraan karena pembatasan berkaitan dengan pandemi COVID-19.

"Jenazah Yang Mulia akan disemayamkan di Kastil Windsor menjelang pemakaman di Kapel St George. Ini sejalan dengan kebiasaan dan keinginan Yang Mulia," kata College of Arms, lembaga yang mengatur tata upacara Kerajaan Inggris, dalam sebuah pernyataan.

"Pengaturan pemakaman telah direvisi mengingat keadaan yang berkaitan dengan pandemi COVID-19, dan dengan menyesal diminta agar masyarakat tidak berusaha untuk menghadiri atau berpartisipasi dalam acara apa pun untuk menggantikan (upacara) pemakaman."

Philip menghabiskan empat minggu di rumah sakit awal tahun ini untuk perawatan infeksi dan menjalani operasi jantung, tetapi kembali ke Windsor pada awal Maret. Dia meninggal dunia pada Jumat, dua bulan sebelum ulang tahunnya yang ke-100.

Pesona dan keengganan sang pangeran untuk menoleransi orang-orang yang dianggapnya bodoh atau penjilat, membuatnya dihormati oleh sebagian warga Inggris. Namun bagi sejumlah orang, sikapnya itu membuatnya tampak kasar dan penyendiri.

Dia adalah favorit para editor surat kabar yang ingin mendapatkan komentar yang berbeda di acara-acara resmi.

Mantan perwira angkatan laut, yang bertugas di Angkatan Laut Kerajaan Inggris selama perang itu mengakui bahwa dia merasa sulit untuk melepaskan karier militer yang dia cintai untuk mengambil peran sebagai suami ratu—yang menurut dia tanpa ketentuan yang jelas.

Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan Pangeran Philip telah membantu membimbing keluarga kerajaan dan monarki sehingga mereka tetap menjadi bagian yang "sangat penting untuk keseimbangan dan kebahagiaan kehidupan nasional" Inggris.

"Kepada Yang Mulia dan keluarganya, perhatian bangsa harus kita tujukan hari ini. Karena mereka telah kehilangan bukan hanya figur publik yang sangat dicintai dan sangat dihormati, tetapi juga suami yang setia dan ayah, kakek, yang bangga dan penuh kasih, dan, dalam beberapa tahun terakhir (juga menjadi) kakek buyut," kata Johnson. (act/ant)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:59
02:00
01:32
25:54
04:20
02:33
Viral