Evakuasi WNI dari Konflik di Afghanistan sempat Mengalami Kendala

Sabtu, 21 Agustus 2021 - 10:55 WIB

Jakarta - WNI yang dievakuasi dari Afghanistan pada Sabtu dini hari (21/8) telah tiba di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta. Kedatangan warga negara Indonesia (WNI) tersebut disambut oleh Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. 

Satu per satu warga negara Indonesia (WNI) turun dari pesawat milik TNI Angkatan Udara (AU) dan dikawal ketat anggota TNI beserta para petugas medis yang menggunakan APD lengkap. Mereka yang dievakuasi terdiri dari 26 WNI termasuk staf Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI), 5 warga Filipina, dan 2 warga Afghanistan yang merupakan suami dari WNI dan staf lokal KBRI.

Sehingga total yang dievakuasi menggunakan pesawat milik TNI AU ada 33 orang. Setelah tiba di Tanah Air mereka terlebih dahulu akan menjalani karantina di Rumah Sakit Darurat (RSDC) Wisma Atlet sesuai prosedur penanganan Covid-19 di Indonesia.

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan bahwa rencana pelaksanaan evakuasi warga negara Indonesia dari Afghanistan sempat mengalami sedikit kendala akibat perkembangan situasi yang terjadi di lapangan.

Saat menyambut ketibaan para WNI di Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta, yang dipantau melalui siaran YouTube Kemenlu RI, Sabtu dini hari, Retno menjelaskan bahwa proses dan rencana evakuasi sempat mengalami sejumlah perubahan akibat perkembangan situasi, salah satunya yakni rencana armada yang akan digunakan untuk melakukan evakuasi tersebut.
“Awalnya evakuasi direncanakan dilakukan menggunakan pesawat sipil. Namun demikian, di tengah jalan rencana tersebut harus kita sesuaikan karena kondisi lapangan yang berubah,” ujar Menlu.

Adapun usai adanya koordinasi dengan Panglima TNI, diputuskan bahwa upaya evakuasi tersebut dilakukan menggunakan pesawat militer. Proses evakuasi sendiri berlangsung pada 18 Agustus pagi hari sekitar pukul 6.00 WIB, di mana pesawat evakuasi TNI Angkatan Udara berangkat dari Bandara Halim Perdana Kusuma, menuju Kabul dengan rute Jakarta-Aceh-Colombo-Karachi-Islamabad-Kabul.

Dari awal perencanaan, pesawat dirancang untuk bermalam di Islamabad, mengingat penerbangan dari kota tersebut ke Ibu Kota Afghanistan, Kabul, terbilang sangat pendek yakni maksimal satu jam. Dengan pertimbangan karena kesempatan mendarat yang tak pasti, sehingga kapanpun izin mendarat didapatkan, pesawat dapat langsung berangkat dari Islamabad.

“Dalam proses evaluasi ini dalam banyak hal proses harus kita lakukan secara paralel, bukan one after another. Oleh karena itu, begitu pesawat lepas landas dari Bandara Halim PK, maka kami yang ada di darat melanjutkan mengurus semua perizinan yang masih tersisa, termasuk izin lintas udara dan izin mendarat di Kabul,” papar Menlu.

Izin lintas udara pun dapat diperoleh dan pesawat mendarat di Islamabad pada 18 Agustus pukul 20.27 waktu setempat, sementara koordinasi terus dilakukan untuk mengurus izin mendarat pesawat di Bandara Hamid Kurzai, Kabul.

Izin yang semula telah didapatkan itu memberikan kesempatan bagi pesawat TNI AU untuk mendarat pada 19 Agustus pagi sekitar pukul 4.10, namun izin itu ditarik kembali dan ditunda lantaran adanya perkembangan lapangan yang tidak kondusif.
“Perubahan yang sangat cepat menggambarkan dinamika di lapangan yang terus berubah,” ujar Menlu.

Dia pun menjelaskan bahwa situasi baru tersebut mengharuskan pihaknya untuk kembali mengurus izin yang baru, sembari mengurus proses evakuasi itu sendiri nantinya. Pesawat pun diputuskan untuk tetap menunggu di Islamabad selama proses tersebut yang berlangsung dari 18 hingga 20 Agustus.

Pada tanggal 20 Agustus dini hari pun pihaknya memperoleh informasi bahwa izin mendarat yang baru telah diperoleh, dan tim evakuasi segera melakukan persiapan. Pesawat TNI AU pun berangkat menuju Kabul pada 20 Agustus sekitar pukul 4.10 waktu setempat dan tiba di Kabul pada pukul 5.17.

Rencana awal, pesawat hanya berhenti selama 30 menit. Namun kembali terjadi dinamika, sehingga pesawat berada di Bandara Kabul selama kurang lebih 2 jam, tambah Menlu. Adapun pesawat TNI AU yang membawa 26 orang WNI dan sejumlah WNA itu mendarat di Bandara Halim PK pada 21 Agustus dini hari. (adh/ant)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:06
01:46
08:21
03:43
06:21
13:18
Viral