Krisis Kemanusiaan Membayangi Afghanistan Sejak Taliban Berkuasa

Selasa, 21 September 2021 - 09:53 WIB

Warga Afghanistan mengaku saat ini mereka membutuhkan kesempatan kerja dan bantuan lainnya untuk bisa bertahan hidup. Krisis kemanusiaan bagi Afghanistan setelah sebulan lalu kekuasaan jatuh ke tangan Taliban.

Potret kemiskinan tergambar jelas di Bahrami, lingkungan di ibukota kabul yang dihuni oleh warga miskin dan terlantar. Menghuni perkampungan kumuh, warga berlindung di gubuk-gubuk yang dibuat dari kain seadanya.

Di Dalam Gubuk itulah keluarga-keluarga miskin tinggal bersamaan yang terdiri dari warga dewasa, anak-anak, dan para lansia. Tentu saja tidak ada pasokan listrik dan suplai air bersih pun sangat terbatas.

Seorang kepala keluarga bernama Mahli Aga menceritakan bahwa ia jatuh miskin karena tidak mampu mendapatkan pekerjaan. Ia tinggal di dalam satu gubuk bersama istri, ibu, dan ketujuh anaknya. Ia pun berharap bantuan dari masyarakat internasional agar bisa tercipta lapangan kerja baginya.

Mahli Aga sangat prihatin karena ia tidak bisa mencukupi kebutuhan anak-anaknya meskipun itu hanya pakaian dan selimut. Mayoritas warga kota kabul merasakan situasi ekonominya semakin buruk sejak Taliban berkuasa sebulan lalu.

Pembatasan transaksi perbankan juga telah membuat bisnis tidak berjalan. Kehidupan pun semakin sengsara karena jumlah orang yang kehilangan pekerjaan juga semakin banyak. Sementara itu 17 truk bantuan makanan tiba di kota Torkham, pintu perbatasan antara Pakistan dengan Afganistan.

Bantuan ini merupakan sumbangan dari LSM forum kerjasama Pakistan-Afghanistan yang terdiri dari terigu, minyak goreng, gula pasir, beras, dan kacang-kacangan. LSM tersebut juga mengaku pekan kemarin sudah mengirimkan bantuan melalui udara berupa makanan dan obat-obatan seberat 32 ton. (afr)
Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:49
01:41
01:47
06:30
01:40
02:00
Viral