Warga Polman Berbelanja Alat Dapur dan Alat Pertanian dari Besi di Hari Asyura.
Sumber :
  • Rasman Abdul Rahman

Tradisi Unik 10 Muharram, Warga Berburu Alat Dapur dari Besi

Kamis, 19 Agustus 2021 - 12:06 WIB

Polewali Mandar, Sulawesi Barat – Bagi sebagian warga tanggal 10 Muharram  1443 Hijriah mungkin sama dengan hari-hari biasa, tetapi bagi warga Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat, hari Asyura adalah hari di mana mereka memiliki tradisi berbelanja peralatan dapur yang terbuat dari besi.

Tidak diketahui pasti kapan tradisi unik ini mulai ada di tanah mandar, tetapi setiap tahun tradisi ini masih terus dilakukan oleh warga dan bertahan hingga saat ini.

Sejak pagi sejumlah pusat perbelanjaan hingga pasar tradisional di semua kecamatan di Kabupaten Polman dipadati ibu-ibu rumah tangga yang berburu alat dapur. Sementara bapak-bapak berburu alat pertanian yang juga terbuat dari besi. Ada yang membeli pisau dapur, wajan, atau penggorengan. Sementara kaum lelaki berburu alat pertanian seperti cangkul, parang, hingga sabit.

“Ya kami setiap tahun berburu alat-alat dapur seperti pisau, wajan, panci hingga piring besi di hari Asyura atau 10 Muharram yang sudah menjadi tradisi yang diajarkan oleh orang tua kami. Pokoknya kami beli pas tanggal 10 Muharram mau itu pisau, wajan atau apapun itiu yang terpenting terbuat dari besi,“ tutur darmi salah seorang warga Wonomulyo.

Banyaknya warga yang berburu peralatan dapur hingga alat pertanian yang terbuat dari besi membuat para pedagang pun ketiban rejeki. Haji udin salah seorang penjual alat pertanian mengaku setiap tanggal 10 Muraharram omzetnya bias mencapai jutaan rupiah sehari.

“Ya kalau hari biasa biasanya hanya bisa dapat ratusan ribu rupiah, tapi kalau 10 Muharram karena hampir semua warga berbelanja dan membeli alat pertanian dari besi sehingga omzet kami naik hingga jutaan rupiah,” ujarnya

Selain berbelanja alat dapur dan alat pertanian dari besi, satu lagi tradisi 10 muharram yang hingga saat ini masih dijaga kelestariannya oleh warga Polman, yakni membuat bubur ketan hitam yang kemudian disantap bersama keluarga. Meski dua tradisi ini tidak diketahui kapan dimulainya, tetapi hingga hari ini tradisi ini tetap dijaga kelestariannya oleh masyarakat Polman yang mayoritas dihuni oleh Suku Mandar dan Suku Bugis. (Rasman Abdul Rahman/act)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:59
02:00
01:32
25:54
04:20
02:33
Viral