Jakarta, tvOnenews.com - Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Pol Gidion Arif Setyawan mengungkapkan bahwa tidak ditemukan luka terbuka pada jasad ayah dan anak yang jasadnya ditemukan didalam sebuah rumah di Jalan Balai Rakyat V, Koja, Jakarta Utara.
"Pada kasat mata, pada tubuh H (ayah) tidak ditemukan luka terbuka. Pun ada darah di sekitar jasad tubuh, tapi tidak ditemukan luka terbuka," ujar Gidion kepada wartawan, Senin (30/10/2023).
"Tidak tampak luka kasat mata. Ada luka di bagian wajah dan kening," ujarnya.
Mantan Kapolres Kabupaten Bekasi ini menambahkan, pihaknya perlu menunggu hasil pemeriksaan secara forensik. Maka dari itu, dia belum berani menyimpulkan penyebab kematian.
"Kita harus lakukan uji forensik, yang lain histopatologi forensik, kemudian toksikologi forensik. Itu perlu karena penelusuran jejak ponsel, sebelum H dengan keluarganya ada menyebut keluhan tentang sakit tenggorokan," ucapnya.
"Tapi apakah ini kemudian signifikan dengan hasil kondisi pada waktu terakhir. Lalu pada anak, jejak kematian tiga hari itu kita akan terus lakukan uji jaringan untuk melihat penyebab kematian yang signifikan," tambah dia.
Sebelumnya diberitakan, ayah dan anaknya yang masih berusia balita dua tahun, ditemukan tewas membusuk di rumahnya di wilayah Koja, Jakarta Utara, Sabtu 28 Oktober 2023.
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara, AKBP Iver Son Manossoh membenarkan temuan mayat pria dan anaknya tersebut.
"Iya betul (mayat bapak dan anak ditemukan tewas membusuk)," ujar Iver Son Manossoh dalam keterangannya, Sabtu (28/10/2023).
Iver Son menjelaskan kedua jasad anak dan ayah yang tewas, ditemukan pagi tadi berawal dari warga sekitar mencium bau busuk di lokasi kejadian.
Saat dilakukan pemeriksaan, ditemukan keduanya sudah tewas dan jasadnya membusuk.
"Jadi tadi pagi, warga mencium bau tidak sedap. kemudian melaporkan kepada Pak Babinsa dan warga sekitar, dari polsek juga datang. Dicek ternyata di dalam rumah ditemukan sesosok mayat bapak-bapak umur kira-kira 50 tahun. Kemudian satu lagi balita umur kira-kira kurang lebih dua tahun," ujarnya. (rpi)
Load more