Sementara itu, cadangan devisa Indonesia sebesar 145 miliar dolar AS (sekitar Rp2.271,2 triliun), neraca dagang surplus 36 miliar dolar AS (setara Rp570 triliun), serta defisit transaksi berjalan surplus 0,16 persen.
“Saya kira angka-angka seperti itu yang harusnya (membuat) kita optimistis terhadap ekonomi Indonesia di tahun 2024. Tetapi kita tetap harus hati-hati dan waspada karena ekonomi global yang berubah sangat cepat dan disrupsi teknologi yang masif terus terjadi,” tutur Jokowi.
Untuk mendukung ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, Presiden mendorong Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk terus memperkuat inklusi dan literasi keuangan
Saat ini, inklusi dan literasi keuangan masing-masing masih di angka 75 persen dan 65 persen pada 2023.
Selain itu, dukungan terhadap UMKM melalui perbankan dan asuransi juga tidak kalah penting. Jokowi mengatakan, saaat ini kredit perbankan untuk UMKM masih di angka 19 persen
"Ini perlu sebuah terobosan, perlu sebuah strategi agar ada peningkatan kredit perbankan modal UMKM sehingga kita bisa melihat UMKM kita tumbuh dengan baik,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi juga mengapresiasi penyempurnaan Taksonomi Keuangan Berkelanjutan Indonesia yang diluncurkan OJK sehingga inisiatif keuangan hijau dapat menyeimbangkan aspek ekonomi, lingkungan, dan inklusivitas. (ant/iwh)
Load more