tvOnenews.com - Satu lagi dampak perkembangan teknologi digital bagi dunia pendidikan. Yakni, semakin luas dan mudahnya kegiatan belajar-mengajar di sekolah. Namun, saat belajar online, siswa harus selalu waspada. Sebab, ketika mengakses link internet, ancaman penipuan digital yang makin canggih siap meretas kapan saja dan di mana saja.
”Penipuan online memang makin canggih. Bisa menawari hadiah dahsyat (91%), pinjol illegal (74,8%), hingga jebakan krisis keluarga (59,6%). Itu data Kominfo seputar ragam jenis penipuan online tertinggi sejak 2020 s.d. Januari 2023. Bentuknya kadang mengecoh, mulai dari like and share video dengan jebakan hadiah, aplikasi undangan nikah palsu, dan lainnya. Ini mesti diwaspadai dengan meng-upgrade kecakapan digital.”
Pernyataan di atas disampaikan influencer dan kreator digital Azmy Zen saat tampil sebagai narasumber dalam webinar literasi digital untuk segmen pendidikan, yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Barat di Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Kamis (18/4).
Webinar bertema ”Mengenal Literasi Digital Sejak Dini” ini berlangsung semarak, diikuti oleh siswa dan guru dengan cara menggelar nobar di 70-an sekolah se-Kabupaten Polman. Di antaranya di SMAN 1, SMAN 2 dan SMAN 3 Polman, SMAN Matakali, SMAN 2 Wonomulyo, SMAS PPM Al- Ikhlas Polman, SMAS Dhi Mapilli, SMAN 1 Campalagian, dan SMAN 1 Tinambung.
Terkait topik webinar, Azmy Zen menegaskan pentingnya menjaga password yang kuat, dan jangan sembarang mengklik link untuk mencegah phising. ”Kalau telanjur jadi korban, screen shoot bukti transfer, lalu laporkan ke institusi resmi pelaporan penipuan digital. Googling saja caranya. Semua ada dan mudah, mesti ke mana dan bagaimana prosedurnya,” saran Azmy.
Wakil Ketua Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Indonesia Eko Prasetya menimpali. Kalau siswa paham dan lebih cakap digital, kata Eko, bukan hanya minim risiko terpapar hoaks, tapi juga jauh dari risiko menjadi korban penipuan phising, serta siap melawan hoaks dengan memproduksi konten-konten positif dan bermanfaat di ruang belajar.
”Banjiri media sosial dengan konten positif dan berbudaya yang bermanfaat. Di sini guru menjadi pemandu yang kolaboratif dalam membuat konten positif dan berbudaya di kelas online,” ujar Eko Prasetya, narsum yang berbicara dari sudut pandang budaya digital.
Sementara dari perspektif kecakapan digital, Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Sulawesi Selatan Siti Hamidah mengatakan, pentingnya siswa memahami literasi digital sejak dini, antara lain untuk mengerti mana informasi yang bisa dan harus diterima, serta mana yang harus dicari lagi sumber kebenarannya.
Jangan lupa, lanjut Siti Hamidah, semakin canggih teknologi dan informasi, semakin banyak muncul oknum tak bertanggung jawab. ”Jangan sembarang sharing informasi sebelum thinking. Kalau tak waspada, jarimu bisa jadi harimaumu. Cek dan ricek jadi kunci jejak digital selalu aman,” urai Siti Hamidah dalam webinar yang dipandu moderator Iman Darmawan.
Untuk diketahui, gelaran webinar seperti di Polewali Mandar ini merupakan bagian dari Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD), yang dihelat Kemenkominfo sejak 2017. GNLD digelar sebagai salah satu upaya untuk mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan hingga kelompok masyarakat menuju Indonesia yang #MakinCakapDigital.
Tahun ini, program #literasidigitalkominfo ini mulai bergulir pada Februari 2024. Berkolaborasi dengan Siber Kreasi dan 142 mitra jejaring seperti akademisi, perusahaan teknologi, serta organisasi masyarakat sipil, program ini bertujuan meningkatkan kemampuan masyarakat Indonesia dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, kreatif, produktif, dan aman.
Kecakapan digital menjadi penting, karena – menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) – pengguna internet di Indonesia pada 2024 telah mencapai 221,5 juta jiwa dari total populasi 278,7 juta jiwa penduduk Indonesia.(chm)
Load more