Capek Kuliah Sambil Kerja? Ini Kisah Lahirnya SuperGPTs Akademis, AI yang Bikin Tugas Kampus Jadi Mudah
- Istimewa
tvOnenews.com - Bagi banyak mahasiswa yang kuliah sambil kerja, waktu rasanya nggak pernah cukup. Siang kerja, malam kuliah, lalu begadang buat laporan, review jurnal, essay atau tugas akhir yang terus datang tanpa henti.
Dari kenyataan itu, lahirlah SuperGPTs Akademis — asisten AI etis yang bantu mahasiswa baik S1/S2/S3 menulis laporan, proposal, dan tugas akhir lebih cepat tanpa kehilangan kualitas dan tanpa melanggar aturan kampus.
“Banyak mahasiswa cerdas gagal bukan karena malas, tapi karena waktunya habis buat bertahan hidup,” kata Hadi Purnama Jati atau akrab dipanggil Mas Jati.
“Saya pengin teknologi bisa bantu mereka, tapi tetap bikin mereka belajar dan berkembang dengan cara yang benar,” lanjutnya.
SuperGPTs dibuat dari keresahan yang sederhana: membantu mahasiswa sibuk biar tetap bisa lulus dengan tenang. AI ini nggak cuma menjawab pertanyaan, tapi bisa berpikir dengan pola ilmiah seperti peneliti sungguhan.
"Kami bikin sistemnya pakai framework akademik, supaya hasilnya bukan sekadar cepat, tapi juga logis dan bisa dipertanggungjawabkan,” jelas Mas Jati.
SuperGPTs punya tujuh asisten AI khusus, masing-masing dengan kemampuan berbeda — dari mencari research gap, bikin proposal, nyusun abstrak, sampai latihan sidang.
"Bayangin aja, kayak punya tujuh asisten riset pribadi di laptopmu. Mereka bantu di bagian yang paling bikin pusing mahasiswa,” kata Mas Jati.
Selain efisien, SuperGPTs juga dijaga dari sisi etika. Semua modelnya dirancang mengikuti standar akademik dari kampus besar dunia seperti Harvard dan Oxford.
"Kami nggak mau AI ini jadi jalan pintas. Ia harus tetap menjaga nilai kejujuran akademik,” tegasnya.
Beberapa dosen ikut mendukung gagasan ini karena melihat manfaatnya langsung di ruang kuliah.
"Sangat bermanfaat bagi mahasiswa dan dosen. Sangat direkomendasikan untuk membantu mahasiswa S1,S2 dan S3 dalam penyelesaian skripsi, thesis dan disertasi, dalam waktu yang cepat namun aman dari plagiarisme,” ujar Ir. Dani Garnida, MS, Dosen Universitas Padjajaran
SuperGPTs Akademis lahir bukan dari ambisi bisnis, tapi dari empati terhadap perjuangan mahasiswa yang sering kali kehabisan waktu dan tenaga.
Load more