Menurut Retno, selama empat bulan ini pihaknya sudah melakukan lebih dari 60 kali engagement dengan sejumlah pihak di Myanmar.
Adapun pola pendekatan yang telah dilakukan salah satunya adalah membangun relasi diplomasi dengan pihak perorangan, secara virtual, maupun langsung ke lapangan.
“Di dalam enggagement tersebut, kita melakukan atau mendorong agar dapat segera dilakukan dialog nasional yang inklusif. Namun harus diakui, bahwa perbedaan posisi di antara mereka, para stakeholders yang ada di Myanmar masih cukup lebar dan dalam,” pungkas Retno. (saa/muu)
Load more