“Yang mengucapkan ‘maa kaana muhammadun abaa ahadin min rijaalikum’ itu kanjeng nabi,, maka ditafsirkan dengan tafsir yang macem-macem,” sambungnya.
Panji Gumilang mengaku miris dengan apa yang terjadi di masyarakat karena mengagung-agungkan orang yang mengaku keturunan Nabi Muhammad SAW.
Padahal ia menyebut akan lebih baik jika orang-orang merasa bangga dengan nasabnya yang ia punya.
“Dipraktekan di Indonesia sedikit-sedikit ‘wah ini nasab nabi’ waduh gimana ini. akan lebih gagah ‘apa nasab-mu?’ Indonesia, gitu, kalau sudah begitu, asyik bukan?” tutupnya. (ree)
Load more