LIVESTREAM
img_title
Tutup Menu
Daerah Sulawesi Sumatera Jabar Banten Jateng DI Yogya Jatim Bali
Ketua DPP PDI Perjuangan, Puan Maharani.
Sumber :
  • antara

Peristiwa Kudatuli Dalam Kenangan Puan Maharani

Ketua DPP PDI Perjuangan, Puan Maharani, mengenang peristiwa Kerusuhan Duapuluh Tujuh Juli 1996 alias Kudatuli yang menjadi salah satu sejarah kelam bagi perpolitikan Indonesia.

Rabu, 27 Juli 2022 - 12:36 WIB

Jakarta - Ketua DPP PDI Perjuangan, Puan Maharani, mengenang peristiwa Kerusuhan Duapuluh Tujuh Juli 1996 alias Kudatuli yang menjadi salah satu sejarah kelam bagi perpolitikan Indonesia dan sebagai salah satu gemblengan terbesar hingga dirinya bisa menjadi menteri dan ketua DPR.

"Kalau orang yang tidak tahu, dipikir Puan itu enak saja, tidak pernah susah hidupnya, cucunya Soekarno anaknya Megawati, dua-duanya pernah jadi presiden. Tapi ini sekelumit cerita yang orang juga banyak tidak tahu," kata dia, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Rabu.
 
Pada 27 Juli 1996, Kantor DPP PDI di Jalan Diponegoro di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, yang dikuasai pendukung Megawati Soekarnoputri, diambil alih paksa oleh massa dari PDI kubu Soerjadi dan sekretaris jenderalnya, Buttu Hutapaea. Ketika itu pemerintahan Orde Baru membentuk PDI lain untuk mengimbangi Megawati yang terpilih sebagai ketua umum DPP PDI dalam Kongres PDI Surabaya pada 1993.

Peristiwa pertumpahan darah itu meninggalkan kesan mendalam bagi Puan, yang saat itu masih mahasiswa namun sudah aktif mendampingi ibunya dalam berbagai aktivitas politik. Ia menceritakan, saat itu dia dan Megawati sudah hendak berangkat ke Kantor DPP PDI di Jalan Diponegoro Nomor 58 begitu mengetahui ada sekelompok massa yang akan datang untuk mengambil alih Kantor DPP PDI itu.
 
"Ibu saya bilang, ayo siap siap kita ke (Jalan) Diponegoro. Saya sudah siap tiba-tiba ditelefon lagi," kata dia.
 
Megawati kemudian diberi kabar bahwa situasi di Jalan Diponegoro makin genting sehingga ia diminta untuk menunggu. Puan beserta Megawati dan bapaknya, Taufik Kiemas, pun akhirnya menunggu di rumah mereka di Kebagusan, Jakarta Selatan, sambil terus memantau situasi dari jauh.
 
"Menit per menit itu semuanya laporan ke ibu saya. Sekarang ada beberapa truk yang mendekati (Kantor) DPP Diponegoro. Semua sudah turun berpakaian hitam-hitam. Sampai akhirnya terjadi peristiwa penyerangan, penyerbuan, pembakaran dan sebagainya," kata Puan.
 
Tidak lama kemudian, Puan menyaksikan banyak orang dalam keadaan luka parah dibawa ke rumahnya di Kebagusan. Mereka adalah korban dari upaya pengambilalihan paksa kantor DPP PDI. 

"Rumah sudah seperti tempat pengungsian," kata dia.
 
Ia mengakui awalnya panik melihat banyaknya orang yang berdatangan ke rumahnya dengan kondisi luka-luka. Mereka awalnya hanya diberi pengobatan seadanya dengan peralatan P3K yang ada di rumah Kebagusan. Namun ia bersyukur banyak mendapatkan pertolongan, salah satunya adalah dari sejumlah dokter yang mengobati para korban luka. 

Baca Juga :

"Akhirnya ada simpatisan yang dokter datang ke situ mengobati mereka," kata dia.

Selama kondisi genting itu, Puan diberi tugas khusus. Sementara ayah dan ibunya sibuk dalam urusan politik, dia diberi tugas untuk menyiapkan makanan bagi para simpatisan yang berkumpul di rumah Kebagusan. Puan yang saat itu masih muda awalnya kebingungan mendapatkan tugas ini. 

"Masak apa yang cepat untuk orang sebanyak ini. Kita khan punya peralatan kecil," kata Puan.
 
Akhirnya Puan pun meminta pembantu di rumahnya untuk memasak nasi dan sayur sop. Menu itu dipilih karena selain mengenyangkan juga bisa untuk banyak orang. Namun, pada akhirnya banyak bantuan makanan dari berbagai pihak yang datang ke Kebagusan.

"Alhamdulillah tanpa diminta banyak orang yang nyumbang, dari siapa-siapa saya juga tidak tahu. Ada beras, pisang, tempe, tahu, dan sebagainya. Di tengah kesusahan kita masih banyak orang baik yang mau datang untuk menolong," ujarnya.
 
Para simpatisan pendukung Megawati itu terus berkumpul di rumah Kebagusan sampai situasi politik yang panas mulai mereda. Ia pun mengakui saat itu kuliahnya di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia sempat terganggu akibat kondisi di rumahnya itu. 

"Saya masih kuliah waktu itu mau keluar rumah aja susah," katanya.
 
Namun dia dengan sekuat tenaga mencoba membantu perjuangan ibunya namun tetap bertanggungjawab atas kuliah yang diembannya.(ant/chm)
 

Komentar
Berita Terkait
Topik Terkait
Saksikan Juga
Jangan Lewatkan
Gandeng Pakar Komunikasi Politik Ipang Wahid, Forum Digital Marketing Pecahkan Rekor Jumlah Peserta

Gandeng Pakar Komunikasi Politik Ipang Wahid, Forum Digital Marketing Pecahkan Rekor Jumlah Peserta

Webinar Forum Gosip yang digelar oleh DNVB Indonesia, platform belajar entrepreneurship, berhasil menyita perhatian media sosial pada Sabtu (18/5/2024).
Gagal Dapatkan Pengganti Pelatih Utama, Federasi Tunjuk Sahabat Shin Tae-yong Sebagai Caretaker Timnas Korea Selatan

Gagal Dapatkan Pengganti Pelatih Utama, Federasi Tunjuk Sahabat Shin Tae-yong Sebagai Caretaker Timnas Korea Selatan

Penunjukkan caretaker anyar ini tak lepas dari kegagalan KFA mendapatkan pelatih baru bagi Timnas Korea Selatan sebelum Kualifikasi Piala Dunia 2026. 
Katanya WC Tempat Setan Bersarang, tapi Bolehkah Lakukan Wudhu di WC? Ustaz Adi Hidayat Bilang Begini, Ternyata...

Katanya WC Tempat Setan Bersarang, tapi Bolehkah Lakukan Wudhu di WC? Ustaz Adi Hidayat Bilang Begini, Ternyata...

Wudhu di wc atau toilet apakah boleh? Apa hukumnya dalam ajaran Islam? Ustaz Adi Hidayat menjelaskan dalam sebuah kajiannya. Begini penjelasan lengkapnya..
BAZNAS Bersama Penyintas Banjir Bandang Sumbar Gelar Doa Bersama

BAZNAS Bersama Penyintas Banjir Bandang Sumbar Gelar Doa Bersama

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI menggelar dzikir dan doa bersama penyintas banjir bandang Sumatera Barat (Sumbar) sebagai bentuk perhatian dan dukungan terhadap warga dan para korban bencana tersebut, Minggu (19/5/2024).
Singapura Alami Gelombang Baru Covid-19, Ini Saran Kesehatan dari dr. Andi Khomeini Takdir Melalui Akun Twitter

Singapura Alami Gelombang Baru Covid-19, Ini Saran Kesehatan dari dr. Andi Khomeini Takdir Melalui Akun Twitter

Singapura alami lonjakan kasus Covid-19, meningkat signifikan dalam dua minggu terakhir. dr. Andi Khomeini Takdir memberikan beberapa saran sebagai berikut.
Masyarakat Mesti Siap-siap, Menkeu Sri Mulyani Bocorkan Rencana PPN 12 Persen Ada di Pemerintahan Prabowo-Gibran

Masyarakat Mesti Siap-siap, Menkeu Sri Mulyani Bocorkan Rencana PPN 12 Persen Ada di Pemerintahan Prabowo-Gibran

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyerahkan rencana kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 12 persen pada tahun depan kepada pemerintahan Prabowo-Gibran.
Trending
Akhirnya Elkan Baggott Muncul Setelah Ramai Tidak Dipanggil Shin Tae-yong ke Timnas Indonesia, Bintang Liga 1 Ini Kirim Pesan Penting

Akhirnya Elkan Baggott Muncul Setelah Ramai Tidak Dipanggil Shin Tae-yong ke Timnas Indonesia, Bintang Liga 1 Ini Kirim Pesan Penting

Inilah dua berita paling top. Akhairnya Elkan Baggott muncul setelah ramai tidak dipanggil Shin Tae-yong ke Timnas Indonesia dan bintang Liga 1 ini kirim pesan penting.
Mulai Sekarang Shalat Dhuha Baca Surat Ini agar Dikepung Rezeki dari Langit dan Bumi Kata Ustaz Adi Hidayat

Mulai Sekarang Shalat Dhuha Baca Surat Ini agar Dikepung Rezeki dari Langit dan Bumi Kata Ustaz Adi Hidayat

Inilah ayat atau surat yang dibaca dalam shalat dhuha agar mendapatkan keberkahan rezeki yang berlimpah dari segala sisi, kata Ustaz Adi Hidayat boleh baca ini.
Media Vietnam Sebut Permintaan STY Untuk Kick Off Lebih Cepat Lawan Irak Jadi Kerugian Bagi Timnas Vietnam

Media Vietnam Sebut Permintaan STY Untuk Kick Off Lebih Cepat Lawan Irak Jadi Kerugian Bagi Timnas Vietnam

Timnas Indonesia akan menjadi tamu di dua pertandingan terakhir putaran dua Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia dengan menjamu Irak dan Filipina. 
Sederet Fakta Baru Pembunuhan Vina Cirebon, Terungkap Kesaksian Para Pelaku hingga Kemungkinan Rekayasa Kasus oleh Pihak Tertentu

Sederet Fakta Baru Pembunuhan Vina Cirebon, Terungkap Kesaksian Para Pelaku hingga Kemungkinan Rekayasa Kasus oleh Pihak Tertentu

Terungkap sederet fakta baru mengenai pembunuhan Vina dan Eky, dua remaja Cirebon tahun 2016. Para pelaku ungkap fakta mengejutkan dan kemungkinan rekayasa.
Emil Audero Tak Mungkin Masuk Skuad Timnas Italia di Euro 2024, Siap Dinaturalisasi demi Perkuat Timnas Indonesia?

Emil Audero Tak Mungkin Masuk Skuad Timnas Italia di Euro 2024, Siap Dinaturalisasi demi Perkuat Timnas Indonesia?

Emil Audero sudah tidak mungkin masuk skuad Timnas Italia di Euro 2024, yang mungkin mengarahkan sang kiper untuk dinaturalisasi demi perkuat Timnas Indonesia.
Kesaksian Renaldi Melihat Kejadian yang Dialami Lima Terpidana Pembunuhan Vina Saat Diperiksa Polisi

Kesaksian Renaldi Melihat Kejadian yang Dialami Lima Terpidana Pembunuhan Vina Saat Diperiksa Polisi

Saksi kasus pembunuhan Vina bernama Renaldi mengungkap kesaksiannya saat melihat perlakukan yang dialami lima terpidana ketika diperiksa polisi pada 2016 silam.
Ada Apa dengan Vina: Setelah 8 Tahun

Ada Apa dengan Vina: Setelah 8 Tahun

Sebuah film yang berjudul Vina: Sebelum 7 Hari seolah membangunkan banyak pihak, bahwa ada keadilan yang belum tuntas. Lantas apa yang membuat keadilan terpendam setelah delapan tahun berselang?
Selengkapnya
Viral
Jadwal Hari Ini
Jam
Jadwal Acara
Kabar Petang Pilihan
17:00 - 18:30
Kabar Petang
18:30 - 20:00
Apa Kabar Indonesia Malam
20:00 - 21:00
Fakta
21:00 - 22:00
Kabar Utama
22:00 - 22:30
Menyingkap Tabir
Selengkapnya