Jakarta - Ketua umum partai Gerindra Prabowo Subianto telah mendaklarasikan diri untuk kembali mencalonkan diri sebagai calon presiden pada Pilpres 2024 mendatang. Namun demikian, Prabowo belum mengumumkan siapa pendamping yang akan menjadi calon wakil presiden pada kontestasi pilpres itu.
Padahal, saat mendeklarasikan sebagai capres di Rakernas Sentul akhir pekan lalu, Prabowo dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar telah menandatangani piaga kerjasama politik antara Partai Gerindra dan PKB menghadapi Pemilu 2024.
Lantas mengapa Prabowo tidak mendeklarasikan sebagai capres cawapres bersama Muhaimin Iskandar? Menurut pakar politik Moh Sholeh Basyari, ada sejumlah hal mengapa hal itu tidak terjadi.
"Prabowo dalam posisi sangat dilematis, terkait siapa representasi NU yang ideal digandeng demi memenangkan pilpres 2024," kata dia dalam keterangan tertulis, Selasa (16/8/2022).
Ia menambahkan, posisi dilematis Prabowo terbaca dari bacaan bahwa dia tidak ingin gagal dalam perhelatan pilpres kali ini, atau pilpres keempat kali bagi Prabowo.
Selain itu, kata dia, "Prabowo melihat Muhaimin "gagal" menyatukan atau bahkan sekedar melakukan konsolidasi dengan PB NU, pendukung Gus Dur serta "pendatang baru" yang fresh yakni Yaqut Cholil qoumas," kata dia.
Selain itu, ia menilai Prabowo masih posisi menunggu perkembangan politik dari calon potensial yang lain. "Secara eksternal, Prabowo belum melihat pergerakan signifikan pasangan capres-cawapres lain: Anies-AHY, Puan-Andika, atau Ganjar-Erick Thohir," pungkasnya.
Diketahui, saat Rapimnas Partai Gerindra akhir pekan lalu, Prabowo Subianto menyatakan akan maju kembali menjadi caalon presiden (capres) di pemilihan presiden 2024 mendatang.
"Saya menyatakan bahwa dengan penuh rasa tanggung jawab saya menerima permohonan Saudara untuk bersedia dicalonkan sebagai calon presiden Indonesia," kata Prabowo.
Ia juga menjawab sindiran yang sering dilontarkan kepada dirinya mengenai dua kali kekalahan saat menjadi capres tahun 2014 dan tahun 2019.
"Ada yang bertanya ya mungkin nyindir-nyindir, sudah sekian kali kalah kok mau maju lagi. Mungkin mereka tidak mengerti arti pejuang. Petarung biasa kalau jatuh. Lebih mulia masuk arena lebih mulia bertarung demi kebenaran dan keadilan," ujarnya.
Namun, menurutnya tekadnya menjadi capres merupakan wujud perjuangan layaknya tokoh nasional seperti Soekarno, Hatta, dan Sjahrir yang tak pernah berhenti dalam memperjuangkan bangsa Indonesia.
Sementara, Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad menyebutkan bahwa 34 DPD Partai Gerindra telah menyatakan dukungan agar Prabowo Subianto maju dalam Pilpres 2024.
"Sebanyak 34 Dewan Perwakilan Daerah Partai Gerindra dan seluruh Indonesia dan organisasi-organisasi sayap di bawah Partai Gerindra menyampaikan aspirasi meminta kepada Prabowo Subianto untuk maju kembali menjadi calon presiden dari Partai Gerindra tahun 2024,” kata Dasco. (ant/ito)
Load more