Sleman, DIY - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menemui para alumni kartu prakerja di kawasan Sariharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta Jumat (8/10). Dari pertemuan ini, perwakilan alumni melaporkan masih terjadinya praktik joki kartu prakerja.
Laporan ini disampaikan ketua alumni kartu prakerja Yogyakarta, Nurul Hesti. Nurul menyebut dia beberapa kali menemukan praktik joki kartu prakerja terutama di kampung-kampung.
"Kalau yang saya temui itu modusnya mereka memakai KTP dan KK simbah-simbah, terus sistemnya bagi hasil Rp. 200 ribu per bulan," katanya.
Menanggapi hal ini, Airlangga Hartarto mengatakan jika pihaknya sudah melaporkan kasus ini ke polisi. Beberapa pelaku diantaranya bahkan sudah diproses oleh Bareskrim Polri.
"Kalau joki sebenarnya kita sudah bisa tangkap dari beberapa aplikasi yang ada e-walletnya, beberapa sudah menggunakan face recognition tetapi regulasinya jelas joki itu adalah sebuah kejahatan pidana jadi beberapa sudah dilaporkan ke Bareskrim," ucapnya.
Airlangga menjelaskan, dengan face recognition (fitur pendeteksi wajah) tersebut orang yang menjadi joki kartu prakerja akan terlihat.
"Jadi kalau ada yang menyalahgunakan seperti mengambil KTP dari masyarakat kemudian dicoba-coba ini terlihat dalam arti ketahuan, nah ini sedang diproses di Bareskrim, ada beberapa," jelasnya.
Airlangga mengajak para alumni kartu prakerja ikut memberantas para joki dengan cara mengedukasi masyarakat agar melakukan pendaftaran sendiri. Apalagi program kartu prakerja yang sudah mencapai gelombang 21 ini rencananya akan dilanjutkan tahun depan.
"Tahun depan program prakerja masih akan dilanjutkan. Enam bulan pertama masih sama sistemnya dan enam bulan kedua kita lihat situasi pandemi Covid-19," pungkasnya.(Andri Prasetyo/Buz)
Load more